Hal itu dia lakukan untuk membuktikan jika tidak benar dia memiliki hubungan spesial dengan atasannya.
Rekaman tersebut hanya disimpan di dalam handphone milik Nurul.
Dua tahun kemudian, tepatnya Desember 2014, Nuril didesak kawan-kawannya untuk menyerahkan rekamannya.
Awalnya, ia menolak.
Namun, karena beberapa kali dibujuk, akhirnya ia luluh dan menyerahkan HP berisi rekaman perbincangannya kepada IM, salah satu rekannya.
IM dan rekan-rekan guru melaporkan kejadian tersebut ke Kepala Dinas Pendidikan.
Rekaman perbincangan yang direkam itu menyebar.
Alhasil, karier Muslim sebagai kepala sekolah tamat.
Ia di mutasi.
Muslim marah dan meminta istri dari Isnaini itu menghapus rekaman yang ada di ponsel, laptop maupun flashdisk.
Nuril pun dipecat dari pekerjaannya.
"Semua sudah dihapus, flashdisk sudah dibuang. Sudah damai waktu itu, cuma dia masih marah karena dimutasi itu. Akhirnya dia melapor ke Polres Mataram. Dari Polres Mataram itulah di BAP semua," kata Isnaini, suami Nuril (5/11/2017), dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Bahkan, saat sang kepala sekolah dimutasi, keluarga Nuril dan pihak sekolah ke rumah Muslim untuk meminta maaf dan berdamai.
Muslim memaafkan.