News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Jokowi dan Prabowo Sudah Bertemu, Bagaimana Nasib Pemulangan Rizieq Shihab?

Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertemuan Jokowi-Prabowo, Pimpinan FPI Rizieq Shihab

TRIBUNNEWS.COM - Presiden terpilih 2019-2024, Joko Widodo (Jokowi) akhirnya bertemu dengan rivalnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Prabowo Subianto, Sabtu (13/7/2019).

Pertemuan Jokowi-Prabowo ini merupakan pertemuan perdana setelah Pilpres 2019 digelar.

Pertemuan Jokowi-Prabowo berlangsung di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta.

Pertemuan pertama Prabowo dan Jokowi, pernyataan Prabowo hingga disambut sorakan We Love You. (KOMPAS.com / Kristian Erdianto)

Pertemuan keduanya diapresiasi banyak pihak karena diharapkan mampu menurunkan tensi politik di antara para pendukung keduanya.

Sebelumnya, ramai dibicarakan pemulangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebagai syarat rekonsiliasi antara Jokowi-Prabowo.

Pemulangan Rizieq Shihab sebagai syarat rekonsiliasi Jokowi-Prabowo awalnya dilontarkan mantan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak lewat akun twitternya pada 4 Juli 2019.

"Ini pandangan pribadi saya, bila narasi rekonsiliasi politik mau digunakan, agaknya yg paling tepat beri kesempatan kpd HABIB RIZIQ kembali ke Indonesia, stop upaya kriminalisasi,semuanya saling memaafkan.Kita bangun toleransi yg otentik,stop narasi2 stigmatisasi radikalis dll," tulis Dahnil saat itu. 

Baca: ‎Mereka yang Menjembatani Pertemuan Jokowi dengan Prabowo

Soal syarat rekonsiliasi berupa pemulangan Rizieq Shihab ini kemudian dibenarkan oleh Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani dalam pernyataanya pada 9 Juli 2019.

"Ya keseluruhan bukan hanya itu (pemulangan Rizieq Shihab). Kemarin-kemarin kan banyak ditahan-tahanin ratusan orang," katanya, Selasa (9/7/2019) kepada Kompas.com. 

Presiden terpilih Joko Widodo berbincang dengan mantan Capres 02 yang juga Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto di dalam MRT, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Setelah ketegangan politik yang terjadi pasca PIlpres 2019, kedua tokoh tersebut akhirnya bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan bersama-sama menuju FX Sudirman. WARTA KOTA/ALEX SUBAN (WARTA KOTA/ALEX SUBAN)

Namun, hari ini, Sabtu (13/7/2019), Jokowi-Prabowo bertemu meski pemulangan Rizieq Shihab belum terealisasi.

Lantas bagaimana nasib pemulangan Rizieq Shihab?

Berikut rangkumannya:

Tak Dibahas

Dikutip dari Kompas.com, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan bahwa pemulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tak dibahas dalam pertemuan antara Joko Widodo ( Jokowi) dan Prabowo Subianto hari ini.

Begitu juga mengenai pembebasan para pendukung Prabowo yang terjerat proses hukum, tidak dibahas dalam pertemuan.

"Enggak ada pembahasan itu sama sekali," kata Pramono usai pertemuan di Mal FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (13/7/2019).

Presiden terpilih Joko Widodo berbincang dengan mantan Capres 02 yang juga Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto di sebuah rumah makan di Mall FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Setelah ketegangan politik yang terjadi pasca PIlpres 2019, kedua tokoh tersebut akhirnya bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan bersama-sama menuju FX Sudirman. WARTA KOTA/ALEX SUBAN (WARTA KOTA/ALEX SUBAN)

Menurut Pramono, Jokowi dan Prabowo dalam pertemuan tadi lebih banyak membahas harapan ke depan untuk bisa bekerja sama.

Keduanya juga berharap agar tak ada lagi perpecahan di masyarakat setelah pilpres usai.

"Mengubah apa yang terjadi dalam pertarungan yang cukup sengit kan tdk mudah, tapi beliau komitmen tidak ada 01, 02, enggak ada kampret, enggak ada cebong."

"Yang ada adalah garuda merah putih," kata dia.

Baca: ‎Pertemuan Jokowi dan Prabowo di MRT Bukan Mendadak

"Jadi tidak ada pembahasan yang ada di MA maupun pemulangan seseorang dari manapun, tidak ada sama sekali pembahasan itu," sambung politisi PDI-P ini.

Tanggapan Dahnil soal Pertemuan Jokowi-Prabowo

Dahnil yang sebagai orang pertama yang melontarkan gagasan pemulangan Rizieq Shihab sebagai syarat rekonsilisasi memberikan tanggapan lewat akun twitternya, Sabtu (13/7/2019). 

Tanggapan itu terkait pertemuan Jokowi-Prabowo hari ini.

Kordinator Juru Bicara Badan Pemenagan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak (Taufik Ismail)

Dahnil menyebut, ia percaya dengan komitmen Prabowo untuk menjaga tujuan kebangsaan yang lebih besar.

Namun, Dahnil tak menyinggung secara langsung soal syarat pemulangan Rizieq Shihab. 

"Sobat. Saya percaya dg komitmen Pak @prabowo menjaga tujuan kebangsaan yg lebih besar. Menyelamatkan yg pantas dan harus diselamatkan. Beliau paham betul makna "leiden is lijden" disetiap keputusan politik yg beliau lakukan," tulisnya.

Beberapa jam kemudian, Dahnil kembali membuat cuitan. 

Ia menyebut Prabowo sebagai ksatria.

"Dia menahan perih tuduhan demi kebaikan banyak orang, yg butuh dibantu. Hal yg sama, bertahun-tahun dia alami demi menjaga martabat negara yg tanah dan airnya ia cintai. Anda Ksatria Pak, meski banyak yg tak paham," cuitnya. 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani tak menampik salah satu syarat rekonsiliasi antara kubu Prabowo Subianto dengan Jokowi, adalah pemulangan Imam Besar FPI Rizieq Shihab.

Rizieq Shihab kini memilih tinggal di Arab Saudi, karena menghadapi sejumlah perkara hukum di Indonesia.

"Ya keseluruhan bukan hanya itu (pemulangan Rizieq Shihab). Kemarin-kemarin kan banyak ditahan-tahanin ratusan orang," katanya, Selasa (9/7/2019).

Menurut mantan Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi itu, dengan adanya pemulangan Rizieq Shihab, diharapkan pertentangan di tengah masyarakat akibat perbedaan pandangan politik, bisa mengendor.

Sekjen Gerindra Dan Wakil Ketua BPN, Ahmad Muzani di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dijadwalkan, Jumat, (24/5/2019). (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Karena, menurutnya inti dari islah atau rekonsiliasi adalah meniadakan dendam.

"Harus meniadakan bahwa saya pemenang dan kamu yang kalah. Saya penguasa, kamu yang dikuasai. Saya yang benar, kamu yang salah."

"Sehingga, islah itu tidak akan terjadi kalau dendam yang seperti itu masih terjadi," tuturnya.

Baca: Jokowi dan Prabowo adalah Negarawan Sejati

Menurut Ahmad Muzani, rekonsiliasi sulit dilakukan bila hanya ucapan tanpa adanya tindakan.

Rekonsiliasi, katanya, hanya akan menjadi dagangan politik tanpa bisa mengendorkan ketegangan atau pertentangan di masyarakat.

Bila, masih ada proses penahanan terhadap orang-orang yang selama ini di kubu oposisi.

"Sehingga itu yang kita sampaikan pada kawan-kawan, bahwa rekonsliasi, islah, penyatuan, itu akan terjadi sebagai sesuatu yang genuine."

"Dan kita sampaikan itu, semuanya. Ya tidak boleh ada proses kriminalisasi, dan seterusnya," papar Ahmad Muzani.

Ahmad Muzani mengatakan, tidak ada syarat lain yang diajukan pihaknya kepada Jokowi, selain pemulangan Rizieq Shihab.

Juga, pembebasan sejumlah orang yang ditahan karena perbedaan pandangan politik di Pemilu 2019.

"Enggak ada (syarat lain). Pokoknya yang penting adalah bagaimana perbedaan paham, perbedaan pandangan, perbedaan pilihan di masyarakat, ini kemudian menjadi sesuati yang cair."

"Sehingga, ada energi bagi Bangsa Indonesia untuk menata ke depan. Nah, energi baru ini yang kemudian harus kita pupuk untuk membangun Indonesia," bebernya.

(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Ihsanuddin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini