Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Bertempat di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/7/2019) Presiden Jokowi mengundang sejumlah artis hingga musisi.
Mereka diantaranya Yovie Widianto, Rian D'Masiv, Oppie Andaresta, Farhan, Regina Ivanova, Charles Bonar Sirait, Kamasean, Marcel Siahaan, Sherina Munaf.
Ada pula Ersa Mayori, Chacha Frederica, Mona Ratuliu dan lainnya.
Pertemuan tersebut berlangsung tertutup bagi awak media dan berlangsung kurang lebih dua jam.
Ditemui di depan areal Istana, musisi Yovie Widianto mengatakan Presiden Jokowi berjanji memberikan dana abadi untuk mengembangkan seni budaya Indonesia.
Baca: Respons Kuasa Hukum Novel Baswedan Sikapi Hasil Investigasi Tim Pencari Fakta
Baca: Kronologi Bentrok di Mesuji yang Sebabkan 4 Orang Tewas dan 6 Luka-luka, Berawal Ribut Lahan Garapan
Baca: Kepala Kemenag Gresik Muafaq Wirahadi Dituntut 2 Tahun Penjara
"Jadi dana itu baru dimulai tahun depan 2020, yang memang oleh Bapak Presiden disisihkan," ucap Yovie.
Yovie enggan menyebut berapa besaran dana dari mantan Wali Kota Solo tersebut.
Menurutnya, dana tersebut berada di kisaran triliunan.
"Yang penting niat seperti ini dari pemerintan harus disambut baik karena ini pasti membuat semangat insan kreatif," imbuhnya.
Senada dengan Yovie, presenter Farhan juga menyambut baik janji Jokowi.
Namun, terkait detail dan mekanisme dana abadi, kata Farhan masih akan dibicarakan.
"Dana abadi ini kan lumayan besar tapi memang mekanismenya belum jelas. Kita semua tidak hanya mengharapkan gol di akhir, dimana kita akan bisa mengharapkan para pekerja seni punya karya terbaik kelas dunia tapi kita juga punya dasar pengelolaan yang baik," ungkap Farhan.
Terima Menlu Singapura
Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan, Rabu (17/7/2019) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Dalam pertemuan yang digelar di Ruang Kerja Presiden tersebut, Jokowi turut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Sementara delegasi Singapura yang juga hadir antara lain Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar, Direktur Jenderal Asia Tenggara I Kementerian Luar Negeri Singapura Ian Mak, dan Asisten Direktur untuk Indonesia Nicholas Koh.
Seusai pertemuan, Menlu Retno menyampaikan Presiden dan Menlu Singapura membahas mengenai persiapan Leader's Retreat yang akan dilakukan tahun ini.
Pihak Indonesia dan Singapura, kata Menlu, tengah membahas mengenai tanggal pelaksanaannya.
"Kalau kita melihat perjalanan satu tahun, kita biasanya sangat konkret dalam melihat di antara pertemuan leaders ini apa yang terjadi, maka misalnya kita melihat apa kemajuan yang ada di Kendal Industrial Park, sangat kelihatan sekali misalnya politeknik untuk furniture sudah berdiri pada bulan Januari kemarin," kata Retno.
Urusan peningkatan sumber daya manusia, menurut Retno juga turut menjadi perhatian, misalnya pelatihan-pelatihan untuk guru SMK dan politeknik. Tak hanya itu, kerja sama yang terkait dengan perawatan, pemeriksaan hingga perbaikan pesawat juga dibahas.
Baca: Prabowo akan Bentuk Majelis Adhoc Selesaikan Gugatan 14 Kader
"Ini tidak di kawasan Kendal, tetapi di kawasan BBK (Bintan, Batam, Karimun) untuk mensupport Changi. Belum lagi kita bicara di Batam untuk Nongsa Digital Park," imbuhnya.
Retno melanjutkan secara khusus, pihak Singapura melalui Menlu Vivian juga menyampaikan itikadnya untuk melakukan kerja sama yang lebih kuat dengan Indonesia.
Menurut Retno, kondisi Indonesia yang stabil dan aman sangat diapresiasi sehingga kerja sama antara Singapura dengan Indonesia tidak terhambat.
"Teman-teman tahu bahwa Singapura adalah negara investor asing nomor satu dan banyak sekali kerja sama yang telah kita lakukan," tegas Retno.
Sebelum berbicara mengenai masalah Leader's Retreat, Menteri Luar Negeri Vivian Balakhrisnan juga menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden atas hasil pemilu dan proses pemilu yang sudah berjalan dan sudah ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi.
Di sela-sela pertemuan tersebut, Presiden juga berdiskusi mengenai visi yang disampaikan Presiden pada tanggal 14 Juli 2019 kemarin. Retno menuturkan, dari lima visi itu setidaknya tiga visi langsung dapat dikerjasamakan.
"Pertama mengenai infrastruktur, yang kedua mengenai masalah investasi, dan yang ketiga mengenai pengembangan sumber daya manusia," tandasnya.