Seperti yang disampaikan Kepala BPPT Hammam Riza usai menghadiri rakor tersebut.
"Hal ini untuk mengantisipasi adanya potensi awan lokal tersebut, yang akan langsung disemai dengan operasi hujan buatan," tegas Hammam.
Mantan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT itu kemudian menyebut dua jenis pesawat yang akan disiagakan di posko Halim dan Kupang.
Untuk pesawat yang disiagakan dalam operasi TMC di posko Lanud Halim Perdanakusuma itu yakni CN295, sedangkan casa212-200 akan disiagakan di posko Kupang.
"Posko di Halim akan siaga pesawat CN295 dan posko di Kupang NTT dengan pesawat casa212-200," kata Hammam.
Lebih lanjut Hammam memprediksi, upaya tersebut akan dilakukan hingga Oktober mendatang.
"Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Oktober," pungkas Hammam.
Perlu diketahui, TMC dapat dilakukan jika masih adanya awan, awan tersebut merupakan objek untuk penyemaian garam demi memunculkan hujan buatan.
Teknologi Modifikasi Cuaca ini dianggap mampu menjadi solusi dalam mengatasi kekeringan yang sudah mulai melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Banyak event akbar tanah air yang turut menggunakan operasi TMC dalam memperlancar keberlangsungan acara.
Event tersebut meliputi pengamanan mengurangi curah hujan dalam Sea Games yang dihelat pada 2011 lalu, mengatasi gangguan kabut asap maupun curah hujan di area lapangan olah raga pada Pekan Olah Raga Nasional (PON) Riau tahun 2013.
Kemudian Islamic Solidarity Games yang dihelat di Sumatra Selatan tahun 2013, redistribusi curah hujan di wilayah DKI pada 2013 dan 2014, pengurangan curah hujan di area proyek Pembangunan Jalan Tol Samarinda-Balikpapan tahun 2018.
Hingga kegiatan Asian Games yang digelar di Jakarta dan Palembang pada 2018, serta acara Annual Meeting IMF-World Bank di Bali pada 2018, juga kegiatan kenegaraan lainnya seperti peringatan HUT RI di Istana Negara.