TRIBUNNEWS.COM - Beredar cerita soal pendaki cewek di Gunung Rinjani yang disetubuhi karena hipotermia.
Cerita ini kemudian menjadi viral di media sosial.
Menanggapi cerita viral tersebut, Basarnas menyebutnya sebagai ajaran yang sesat.
Sebuah cerita soal penyelamatan pendaki hipotermia dibagikan oleh akun Instagram @willykurniawanid.
Willy membagikan foto tangkapan layar komentar seorang pendaki.
Dalam foto tersebut, pendaki yang tidak diketahui namanya ini, menyebut penanganan hipotermia dalam keadaan paling darurat adalah dengan skin to skin yakni menyetubuhi.
Si pendaki juga menceritakan kisahnya saat mendaki Gunung Rinjani.
Baca: Mengenal Hipotermia, Penyakit yang Kerap Hantui Para Pendaki Gunung
Baca: Datang Jazz Gunung Bromo 2019? 7 Tempat Wisata Ini juga Bisa Kamu Kunjungi
Baca: Peta Jalur Pendakian Gunung Rinjani, Penting Disimak Sebelum Mendaki
Saat itu, seorang perempuan mengalami hipotermia hingga hampir meninggal.
Menurut cerita si pendaki, perempuan tersebut sudah ditangani dengan berbagai cara namun kondisinya tak membaik.
Perempuan tersebut kemudian ditolong dengan cara disetubuhi.
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berpotensi berbahaya.
Biasanya disebabkan oleh paparan suhu dingin yang berkepanjangan.
Lalu benarkah metode skin to skin adalah dengan persetubuhan?
Mengutip dari Kompas.com, Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas), Suhri Sinaga menegaskan, cara tersebut adalah keliru.