News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erupsi Gunung Tangkuban Parahu

Mitos dan Legenda di Gunung Tangkuban Perahu yang Erupsi Sore Ini

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Tangkuban Parahu erupsi

Sementara itu, terlihat beberapa orang yang berlari.

Ada pula foto dari kejahuan bagaimana gunung dengan ketinggian itu 2.084 mdpl meletus.

Erupsi Gunung Tangkuban Parahu terekam di seismogram.

Dalam foto lain, terlihat sebuah mobil yang terkena abu Gunung Gunung Tangkuban Parahu.

Dilansir dari Twitter BNPB, saat ini tim sedang menuju ke lokasi kejadian.

Sementara itu, status Gunung Tangkuban Parahu tengah dievaluasi dan daerah wisata telah ditutup.

Erupsi abu Gunung Tangkuban Parahu jatuh di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Tak hanya itu, saat ini tim TRC BPBD Kabupaten Bandung Barat sedang menuju ke lokasi kejadian.

Tidak kelihatan adanya abu erupsi dari kantor BPBD Kabupaten Bandung Barat dengan jarak 17 - 20 Km dari gunung Tangkuban Perahu.

Terakhir, informasi dari masyarakat di Kecamatan Cisarua, ada abu yang mengarah ke sana.

Imbauan kepada warga dan wisatawan

Badan Geologi memberikan rekomendasi kepada masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.

Masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki juga tidak diperbolehkan menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.

Baca: Status Gunung Tangkuban Parahu Bandung Dinyatakan Normal Pasca Erupsi, Turis Tetap Dilarang Mendekat

Baca: Video dan Foto Detik-detik Gunung Tangkuban Parahu Erupsi

Dikarenakan ketika cuaca mendung dan hujan, hal tersebut mengandung gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.

Masyarakat di sekitar G. Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan jika Gunung Tangkuban Parahu telah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

Hal tersebut berdasarkan pengamatan visual PVMBG pada Senin (22/7/2019) lalu.

Baca: VIDEO Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, Warga Ucap Takbir Lihat Kepulan Abu Setinggi Ratusan Meter

Baca: Video Detik-detik Erupsi Gunung Tangkuban Parahu, Abu Membumbung, Warga Panik Teriakkan Takbir

Dari hasil rekaman seismograf PVMBG, terpantau sudah terjadi 425 kali gempa.

Hembusan dan Asap kawah utama bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal

Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu (tribunnews.com)

Selain itu, sudah terjadi dua kali gempa Tremor Harmonik, tiga kali gempa frekuensi rendah, tiga kali gempa vulkanik dalam, dan tiga kali gempa tektonik jauh.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi pada Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan.

Saat ini PVMBG masih mengevaluasi data lengkapnya.

Baca: BREAKING NEWS - Gunung Tangkuban Parahu Alami Erupsi, Kepulan Abu Terlihat 200 Meter Di Atas Puncak

Baca: Angklung & Celempung Sambut Gubernur Kim di Gunung Tangkuban Parahu

"Intinya masih dievaluasi karena aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi gempa hembusan yang berfluktuasi dan masih kami evaluasi data lengkapnya," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun Jabar melalui pesan singkat.

Namun secara umum, kata dia, variasi gempa hembusan berfluktuasi ini pernah terjadi di tahun tahun sebelumnya.

Hal tersebut akibat efek perubahan muka air tanah akibat perubahan musim.

"Atas kejadian ini wisatawan agar tidak turun mendekat ke kawah aktif serta tetap mengikuti perkembangan dari BPBD dan pengelola (Gunung Tangkuban Parahu)," katanya.

Ia mengatakan, evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu hingga beberapa hari ke depan akan selesai, saat ini datanya masih terus dikumpulkan dan dianalisis.

"Intinya tergantung kapan ada perubahan muka air tanah, yang naik turunnya muka air tanah bergantung musim, tapi ini semua baru dugaan, karena evaluasi dan analisis kami belum final," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini