TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot semua direksi PLN akibat pemadaman listrik yang terjadi hingga belasan jam.
Ia mengatakan semua direksi PLN harus bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh masyarakat dampak dari padamnya listrik.
"Saya setuju Presiden (Jokowi) marah besar pada Direksi PLN dan saya dukung presiden ambil langkah rombak total Direksi PLN," kata Arief melalui keterangannya, Senin (5/8/2019).
"Semua Direksi PLN juga harus bertanggung jawab akibat kerugian yang dialami oleh masyarakat akibat pemadaman listrik tersebut," imbuhnya.
Pria yang menjabat Wakil Ketua Umum Gerindra ini menilai insiden padamnya listrik sangat memalukan.
Terlebih, di pemerintahan Jokowi tengah gencar menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kalau kerusakan transmisi saja berjam-jam menyebabkan pemadaman, bagaimana nanti pembangkit listriknya jebol alias rusak bisa bulanan listrik padam," pungkasnya.
Kompensasi
PT PLN (Persero) menjanjikan akan memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada pelanggan yang terdampak pemadaman listrik di sejumlah wilayah Pulau Jawa pada Minggu (4/8/2019) kemarin.
Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, kompensasi itu akan mengikuti aturan yang sudah ada, yaitu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 27 Tahun 2017.
Ganti rugi yang diberikan bisa berupa pengurangan tagihan listrik ke pelanggan.
"Permen 2017, khususnya Pasal 6 yang mengatakan sudah ada formulasinya tinggal kita ikuti saja," kata Cahyani di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Baca: Listrik Padam Massal, Fahri Hamzah Minta PLN Jawab Kerugian Konsumen
Baca: Listrik Padam Massal, Menhub Sebut KRL Rute Bekasi Hari Ini Belum Normal
Baca: Ketika Jokowi Marah di Kantor PLN, Tanpa Basa-basi dan Langsung Pergi
Dia mengatakan, akan mengumpulkan data pelanggan yang listriknya mati. PLN, lanjutnya, akan menghitung berapa tarif yang dikurangi berdasarkan durasi serta daya listrik yang tidak teraliri.
"Saat ini PLN melakukan pengumpulan data, pelanggan-pelanggan area mana terdampak, area terdampak ini kemudian diperhitungkan, diformulasikan kemudian jadi pengurang tagihan berikutnya," pungkasnya.