Mercusuar biasanya digunakan untuk menandai daerah-daerah yang berbahaya, misalnya karang dan daerah laut yang dangkal.
"Kalau di sini untuk menghindari kapal-kapal bertabrakan dengan gunung," tutur Aser.
Aser mengajak Tribun Network untuk naik ke puncak.
Menaiki ratusan anak tangga yang dibangun dari besi. Setiap satu langkah yang diinjak, terdengar suara yang bergema. Disebabkan bangunan Mercusuar Oinake yang berbentuk corong.
Di puncak mercusuar, terlihat Samudera Pasifik dari utara. Angin berhembus kencang. Zona netral antara kedua negara, Indonesia-Papua New Guinea berada tepat di bawah.
Sementara di arah selatan, yakni di seberang PLBN Skouw, terdapat bukit rimbun. Kabut tipis menyelubungi sebagian lereng.
"2014 lalu ada tembakan dari bukit itu. Dan mengenai kaca di Mercusuar Oinake ini," cerita Aser.
Aser menunjukan pecahan kaca mercusuar yang terkena tembakan.
Saat itu terjadi baku tembak antara aparat Indonesia dan kelompok Organisasi Papua Merdeka pada 5 April 2014. Aser dievakuasi oleh aparat keamanan ke kantor pusat perbatasan.
"Sejak saat itu, tidak ada lagi peristiwa yang mengejutkan. Saya berharap kondisi keamanan dan ketertiban nasional tidak terganggu lagi. Tetap aman dan tentram," imbuh Aser.
Aser berharap tidak ada lagi perseteruan di tapal batas antara Indonesia dan Papua New Guinea.
Sehingga, semua bisa beraktivitas normal. Bahkan, PLBN Skouw bisa dijadikan tempat untuk berwisata.