News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peneliti Intelijen: Enzo Allie Bisa Jadi Duta Taruna Toleran TNI

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Momen ketika Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berbincang dengan Enzo Zenz Allie. Video ini viral di media sosial.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI AD memutuskan untuk mempertahankan Enzo Zenz Allie, Taruna Akademi Militer berdarah Perancis yang sempat viral karena diduga terpapar ideologi radikal dari ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa menyatakan Enzo lolos tes moderasi beragama. Karena itu, pemuda berdarah Perancis- Indonesia itu tetap menjadi taruna selama empat tahun.

Pengamat intelijen dan militer, Ridlwan Habib menilai TNI AD bisa menjadikan Enzo sebagai duta taruna toleran.

Sekalian saja Enzo sebagai contoh bahwa pemuda Islam itu cinta NKRI dan hormat pada presiden sebagai Panglima tertinggi TNI.

Baca: Kisah Kelaparan Putri di Peureulak Berujung Bantuan dari Kementan

Baca: Harga dan Spesifikasi HP Vivo Z1 Pro, HP Gaming dari Vivo hanya Rp 3 Jutaan

Baca: Prediksi Skor Persib Bandung vs Borneo FC Liga 1 2019, Live INDOSIAR Pukul 18.30 WIB

"Untuk menjawab kekhawatiran masyarakat di media sosial, TNI AD bisa menghadirkan Ibu Enzo dan anaknya sebagai duta toleransi," ujar alumni S2 Intelijen Universitas Indonesia (UI) ini kepada Tribunnews.com, Selasa (13/8/2019).

Enzo juga bisa menjadi agen taruna toleran yang keliling ke basis basis gerakan anak muda Islam yang lagi bersemangat dengan gerakan hijrah.

Selain itu Enzo bisa menjadi duta bahwa bendera merah putih itu juga membanggakan, mempertahankan bendera merah putih adalah juga tugas pemuda Islam.

"Enzo bisa dihadirkan untuk menyadarkan anak anak muda bahwa Indonesia itu adalah negara final dan tidak perlu lagi mewacanakan khilafah karena NKRI juga mengandung nilai nilai Islam," tegasnya.

Dia mengatakan, Enzo dan ibunya adalah bagian dari kelompok masyarakat yang terpapar semangat populisme Islam paska Pilkada DKI 2017.

Ia melihat pula, dalam akun media sosial Enzo, ada tulisan-tulisan yang seolah-olah anti Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Untuk itu menurut dia, Enzo dan ibunya harus diingatkan bahwa Jokowi adalah Panglima tertinggi TNI.

Libatkan Pihak Lain Lakukan Penilaian Ideologi

KSAD TNI Andika Perkasa memutuskan tetap mempertahankan Enzo Zenz Allie.

Hal itu disampaikannya saat konferensi pers di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta Pusat pada Selasa (13/8/2019).

"Kami memutuskan, TNI Angkatan Darat memutuskan untuk mempertahankan Enzo Zenz Allie dan semua Taruna Akademi Militer yang kami terima beberapa waktu lalu sejumlah 364," tegas Andika.

Keputusan tersebut diambil Andika karena pihaknya telah memberikan penilaian tambahan khusus untuk Enzo dan beberapa Taruna lainnya secara acak terkait ideologi.

"Kami tidak akan mengklaim bahwa alat ukur yang kami miliki itu sudah valid. Maka kami juga mengambil salah satu alternatif alat ukur yang memang selama ini sudah dikembangkan digunakan cukup lama, akurasi, validasinya bisa dipertanggungjawabkan karena sudah digunakan selama 8 tahun," kata Andika.

Andika menjelaskan, penilaian tersebut dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu 10 dan 11 Agustus 2019 lalu.

Setelahnya, hasilnya kemudian dianalisis pada Senin (12/8/2019) kemarin.

"Kesimpulannya Enzo Zenz Allie dilihat dari indeks moderasi bernegara ternyata kalau dikonversi menjadi persentase memiliki nilai 84% atau nilainya di situ adalah 5,9 dari maksimum 7. Jadi indeks moderasi bernegaranya cukup bagus," kata Andika.

Andika Perkasa mengatakan, pihaknya menggunakan alat pengukur dari pihak di luar TNI Angkatan Darat untuk mengukur moderasi bernegara Taruna Akmil berdarah Perancis yang sempat viral karena diduga terpapar ideologi radikal dari ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia, Enzo Zenz Allie.

Meski demikian, ia yakin terhadap hasil dari tim dan alat ukur moderasi bernegara yang diterapkan ke Enzo dan sejumlah Taruna yang dipilih secara acak.

"Kami memang menggunakan alat ukur yang digunakan sebagai alat ukur oleh pihak lain. Tapi kami yakinkan kalau tim ini tim yang sudah berpengalaman dan sangat ilmiah karena merupakan hasil studi penyempurnaan berulang-ulang selama delapan tahun. Jadi tidak hanya dilakukan oleh kami saja," kata Andika.

Andika tidak membuka secara rinci mengenai metodelogi pengukuran tersebut karena menurutnya pengukuran tersebut tidak boleh diketahui oleh siapapun

"Kami tidak ingin membuka detail soal metodologi, memang ini kan sesuatu yang tidak boleh diketahui. Saat kami melakukan test itu jangan sampai orang kemudian sudah tahu," kata Andika.

Namun ia membuka sedikit informasi mengenai pengukuran tersebut.

Ia menjelaskan, dalam pengukuran tersebut tim tersebut telah melakukan penilaian kepribadian atau self assessment terhadap Enzo dan sejumlah Taruna Akmil lain yang dipilih secara acak.

Selain itu, Andika menjelaskan bahwa tim tersebut juga telah melakukan self report secara eksplisit atau terang-terangan dan secara implisit atau tertutup terkait assosiation test.

Tidak hanya itu, tim tersebut juga telah melakukan wawancara pendalaman.

"Jadi tiga ini memang desainnya sudah bagus karena bukan hanya data tetapi melalui wawancara pendalaman yang dilakukan," kata Andika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini