Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Suku Provinsi Papua Lenis Kagoya meminta bantuan kepada kepala suku lainnya untuk bisa meredam kemarahan masyarakat Papua.
Menurutnya hanya kepala suku yang bisa membantu aparat keamanan untuk meredam amarah sehingga kerusuhan di Papua tidak meluas dan berlarut.
"Di sana, kalau perang suku pun harus ada kepala suku. Tidak bisa aparat, mungkin bisa tapi pelan-pelan," ucap Lenis Kagoya di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Senin (19/8/2019).
Baca: Hasil Akhir Pertandingan Mitra Kukar vs Madura FC di Liga 2 2019 dengan Skor 0-1
Baca: Telkom Akan Membeli 3.000 Menara Indosat
Baca: Pelaut Rusia mengirim surat dalam botol yang diterima pria Alaska 50 tahun kemudian
Baca: 5 Fakta Kerusuhan di Manokwari, Kronologi hingga Gubernur Jatim serta Wali Kota Malang Minta Maaf
Lenis Kagoya mengaku tidak bisa terbang ke Papua hari ini untuk mendamaikan massa aksi lantaran ada kegiatan di Jakarta.
Untuk itu, dia meminta bantuan para kepala suku masuk ke kampung-kampung untuk membujuk masyarakat segera menghentikan kerusuhan.
"Saya sudah kasih tahu ketua lembaga adat Provinsi, kampung, ada pemuda adat juga. Saya koordinasi. Saya meminta mereka masuk ke kampung-kampung," imbuhnya.
Lenis Kagoya yang juga Staf Khusus Presiden untuk Papua ini menuturkan pada umumnya masyarakat Papua akan mengikuti arahan dari para kepala suku.
"Biasanya kalau kepala suku bilang A mereka akan ikut A. Kepala suku tidak pernah ajak masyarakat perang, tetapi diajarkan berpikir positif. Di sana sebelum (Indonesia) merdeka sudah ada adat, adat lebih dulu, baru agama, baru pemerintah," tuturnya.
Terakhir Lenis Kagoya meminta aparat keamanan tidak menggunakan senjata dalam melakukan pengamanan di sejumlah titik kerusuhan di Papua.
"Saya sudah pesan pihak keamanan perlu ada mengendalikan bahwa tidak boleh ada yang pegang senjata. Tidak boleh ada lagi yang melakukan perlawanan. Itu yang buat kita Indonesia kacau," tegas Lenis Kagoya.
Wali Kota Malang minta maaf
Wali Kota Malang, Sutiaji menyampaikan permintaan maafnya atas insiden yang terjadi antara mahasiswa asal Papua dengan sejumlah ormas di Malang.
"Kalau mungkin ada kemarin insiden kecil atau dimaknai besar, atas nama Pemerintah Kota Malang, saya memohon maaf sebesar-besarnya," kata Sutiaji dikutip dari siaran langsung Kompas TV, Senin (19/8/2019).
Baca: Kerusuhan Manokwari Dipicu Insiden di Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur Minta Maaf