TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meminta kepada Tentara Nasional Indonesa (TNI) untuk mengamankan rumah sakit di Sorong, Papua Barat setelah terjadi kerusuhan dan protes warga di sana.
Hal itu bertujuan agar masyarakat yang ingin berobat ke sana tetap mendapatkan rasa aman.
"Tapi kami akan minta kalau misalnya mereka takut dengan kemanan kami minta untuk diawasi atau dibantu oleh TNI untuk keamanan," ucap Nila usai menghadiri diskusi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Baca: Suami Vega Darwanti Takut Makan Nasi, 8 Artis Ini Juga Punya Fobia Aneh, Ada yang Ngeri Lihat Sendok
Saat ditanya soal rumah sakit setempat berhenti beroperasi karena alasan keamanan, Nila mengaku belum tahu. Hanya saja, kata dia, pelayanan publik terutama rumah sakit harus tetap berjalanan.
Terlebih, Nila mengatakan pihaknya bakal mengecek lokasi apakah rumah sakit di sana beroperasi atau tidak.
Ia memastikan pihaknya bakal terus bekerja dan melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Baca: Rusuh di Fakfak, Kominfo Lakukan Pelambatan Akses Internet dari Pagi hingga Sore
"Nanti saya akan cek kalo RS Sorong tadi. Kita tetap harus bekerja, kita harus melayani," ujar Nila.
Sebelumnya, selama dua hari situasi di Sorong mencekam imbas dari aksi massa yang memprotes insiden yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.
Menyikapi hal tersebut, Gubernur Jawa Timur, Wali Kota Surabaya, dan Wali Kota Malang telah menyampaikan permintaan maaf. Pun, koordinator kelompok ormas yang sempat mengepung Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Baca: Polri Identifikasi Segelintir Orang yang Masih Coba Provokasi di Fakfak
Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mencoba menenangkan agar kerusuhan di Papua tak melebar. Jokowi menyatakan pemerintah akan berusaha menjaga harkat markat anak bangsa, termasuk di Papua.
"Yakinlah pemerintah menjaga kehormatan dan kesejahteraan Pakce Mace, mama-mama yang ada di Papua dan Papua Barat," kata Jokowi, Senin (19/8/2019).
Sementara itu, aksi protes berujung Kerusuhan di Papua dan Papua Barat di antaranya terjadi di Jayapura, Sorong, Manokwari, hingga Fakfak.