Karnaval Budaya (2 September)
Sepanjang jalan dari Kedaton Kesultanan Ternate menuju Benteng Oranje akan diisi oleh parade berbagai budaya tradisional. Karnaval budaya ini memiliki misi “Merajut Kembali Indonesia”, dan akan menampilkan miniatur kebudayaan Indonesia yang beragam.
Spice Tour (3 September)
Rempah-rempah melekat erat pada jejak sejarah panjang Kota Ternate. Hingga kini di sana, kita dapat menyusuri bangunan-bangunan peninggalan bersejarah yang masih terawat. Eksplorasi Jalur Rempah di Ternate akan dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian acara ICCF 2019, juga sebagai bentuk pengenalan beberapa kearifan lokal yang menjadi identitas dan karakter Kota Ternate.
Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) (4-5 September)
Sebagai pelaku ekonomi kreatif, coba perhatikan tempat tinggalmu. Apa kabupaten/kota tempatmu tinggal, beraktivitas, dan bekerja sudah memenuhi kebutuhanmu sebagai akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemangku kebijakan, atau media kreatif? Setiap kabupaten/kota punya potensi dan masalah yang unik, sehingga butuh solusi yang tepat guna.
Maka, Indonesia Creative Cities Network (ICCN) memetakan jurus-jurus yang dapat menjadi solusi untuk pembangunan kabupaten/kota yang berorientasi pada potensi dan ekspresi kreativitas lokal. Ada 11 jurus, yang dinamakan “Catha Ekadaksa”.
Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2019 adalah salah satu dari rangkaian acara ICCF 2019, yang akan dilaksanakan pada 4-5 September 2019, dan di sanalah 11 jurus Catha Ekadaksa akan diluncurkan kepada publik untuk kali pertama. Pada konferensi ini juga akan ada talkshow dan workshop yang diisi para ahli dan praktisi industri kreatif, seperti Erick Thohir (Chairman of Mahaka Group), Martin Hartono (CEO of GDP Venture), Wishnutama (President Commissioner of NET Mediatama), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), hingga Ricky Pesik (Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif/BEKRAF).
“Sebelas program yang didasari oleh pemikiran solutif ini diyakini dapat menjawab tantangan atau permasalahan keseharian dari kota; mulai dari peningkatan PDRB, penurunan angka kemiskinan, penurunan angka pengangguran, sampai memunculkan kompetensi dan diferensiasi dari kota-kota di Indonesia. Fungsi penerapan Catha Ekadaksa juga sudah diselaraskan dengan The New Urban Agenda 2030 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang merupakan konsensus global. Kabupaten/Kota kreatif adalah masa depan Indonesia,” kata Fiki Satari, Ketua Umum ICCN. Ruang konsultasi mengenai 11 Jurus Kabupaten/Kota Kreatif ini akan tersedia selama konferensi ICCC berlangsung.
Coho Gia Kololi Kie (6 September)
“Coho Gia Kololi Kie” dari bahasa lokal Ternate, dapat diartikan menjadi “berpegangan tangan mengelilingi gunung”. Dalam tradisi Kesultanan Ternate, Kololi Kie dilakukan sebagai upacara adat untuk memantau areal kesultanan Ternate.
Pada ICCF 2019, akan terjadi momentum perayaan kegiatan masyarakat tradisional ini pula, secara khusus dilakukan oleh 42.000 peserta yang akan bergandengan tangan mengelilingi Gunung Gamalama sambil estafet bendera Merah-Putih. Rute atau akses jalan keliling Gunung Gamalama adalah sepanjang 42.000 km.
Nantinya, 42.000 km itu terakumulasi dengan jumlah orang yang sesuai dengan jarak tersebut, yakni 42.000 peserta. Konsep yang diusung adalah “Menganyam Indonesia dari Timur”. Perayaan ini sekaligus bagian dari peringatan 400 tahun Gubernur Jenderal VOC akhirnya keluar dari Benteng Oranje, Ternate.
ConferenSEA/Kongres ICCN (7 September)