6. Gempa Tanjungredep berkekuatan M 5,4 pada 31 Januari 2006.
7. Gempa Muaralasan, Berau, berkekuatan M 5,3 pada 24 Februari 2007.
Selain itu, Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) juga pernah melakukan kajian mengenai Sesar Mangkalihat pada 2017. Hasilnya, Sesar Mangkalihat memiliki potensi magnitudo mencapai 7,0.
Sebagai gambaran skenario tingkat guncangan atau shake map, Sesar Mangkalihat dapat berdampak hingga skala intensitas VI-VII MMI.
"Artinya gempa yang terjadi dapat menimbulkan kerusakan tingkat sedang hingga berat di Semenanjung Mangkalihat dan sekitarnya," ujar Daryono.
Di sisi lain, Sesar Paternoster tergolong kategori sesar tersier di mana letak sesar ini berada di jalur berarah barat hingga timur.
"Sesar Paternoster melewati wilayah Kabupaten Paser dan menurut hasil pantauan BMKG menunjukkan di jalur sesar ini masih sering terjadi gempa," ujar Daryono menjelaskan letak Sesar Paternoster.
Diketahui, catatan gempa yang terjadi di Kabupaten Paser cukup banyak. Salah satu gempa yang paling kuat adalah Gempa Paser.
Saat itu Kabupaten Paser diguncang gempa berkekuatan M 6,1 pada 26 Oktober 1957. Tak hanya itu, Kabupaten Paser sebelumnya juga mengalami gempa tektonik, yakni Gempa Longkali dengan kekuatan M 4,1.
Atas hasil kajian dan informasi mengenai adanya tiga sesar di Kaltim dan catatan sejarah gempa di Kaltim, Daryono mengimbau masyarakat agar merespons kabar itu dengan upaya mitigasi.
"Risiko bencana di daerah rawan dapat kita tekan sekecil mungkin dengan upaya mitigasi yang benar, tepat, dan sungguh-sungguh," kata Daryono.
Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi, tetapi secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman jika dibanding daerah lain di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa sangat besar.
Laporan: Retia Kartika Dewi
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul BMKG Ungkap Adanya 3 Sesar Sumber Gempa di Kalimantan Timur