TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon pimpinan (Capim) KPK Antam Novambar berjanji jika terpilih akan memproses hukum Polri yang terlibat kasus korupsi.
Wakabareskrim Polri ini mengaku akan tetap menegakkan hukum jika terpilih pimpinan KPK.
"Saya orang Sunda, ada pepatah Sunda, ikan yang dapat airnya nggak keruh. Kita tegakkan hukum tanpa menimbukan kegaduhan, tetap jalan hukumnya tapi jangan kegaduhan, yang penting tangkap nggak usah di koran," kata Antam saat tes wawancara dan uji publik di gedung Setneg, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2019).
Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih bertanya untuk ingin mendapatkan ketegasan Antam, apabila oknum Polri terlibat kasus korupsi berani tidaknya meninggalkan atribut Polri. Antam pun menjawab 'hajar'.
"Jika ada oknum polri, bapak berani kalau senior-senior tertangkap, mau meninggalkan atribut bapak?" tanya Yenti.
Baca: Antam Novambar: Kalau Mau Memperlemah KPK, Ngapain Polri Kasih Penyidik Terbaik
"Hajar!” tegas Antam yang pernah meraih Bintang Bhayangkara Pratama dari Presiden Jokowi pada 2017.
Antam juga membantah salah satu anggota Polri yang termasuk mempunyai rekening gendut. Dia juga sudah menyetorkan LHKPN ke KPK. "Kayaknya tidak (termasuk punya rekening gendut)," kata Antam.
Meski begitu, anggota Pansel KPK Harkristuti Harkriswono menyebut ada laporan dari PPATK mengenai dana keluar masuk dari rekening Antam.
Namun Antam tidak mengerti pertanyaan Harkristuti, sehingga Yenti pun menghampiri Antam dengan membawa sebuah kertas.
"Memang nggak boleh tanya rekening di muka kalau bukan tersangka tapi rekam jejak dari PPATK? Barang kali saya boleh datang ke Bapak?" kata Yenti yang menghampiri Antam.
"Seingat saya yang saya kasih ke istri itu gaji, honor, perjalanan dinas ada mungkin makan, lalu silakan dicek saya tidak pernah transfer dalam bentuk besar. Kedua, istri saya dan anak saya Aditya pengusaha," tutur dia.