TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panelis pada uji publik dan wawancara calon pimpinan KPK turut mengkonfirmasi soal adanya ancaman mundur dari penasihat dan jaksa KPK apabila ada sosok tercela dalam calon pimpinan KPK 2019-2013.
Ketua Pansel KPK, Yenti turut mengkonfirmasi dan meminta pandangan dari capim Antam Novambar soal ancaman mundur tersebut.
"Bapak siap menjawab, ada jaksa yang mengancam mengundurkan diri jika ada sosok tercela di capim?" tanya Yenti.
"Ada yang mau mengundurkan diri, ya mengundurkan diri saja silakan. Masih banyak yang terbaik, semangat dan berprestasi yang akan saya minta dari Kapolri, lembaga lain, Imigrasi. Saya minta tenaga terbaik untuk bantu saya. Mengundurkan diri silakan, daftar kita tanda tangani sekarang juga," tegas Antam ketika mengikuti tes uji publik dan wawancara, Selasa (27/8/2019) di Gedung 3 Lantai 1, Setneg, Jakarta Pusat.
Baca: Kiat Capim KPK Jaga Soliditas, Copot Baju Instansi Sebelumnya
Baca: Gaya Wakabareskrim Antam Novambar Naik Vespa Biru Usai Uji Publik dan Wawancara Capim KPK
Untuk diketahui sebelumnya, Penasihat KPK Mohammad Tsani Annafari mengancam mundur dari jabatanya apabila terdapat sosok tercela dalam capim periode 2019-2023.
"Bila orang-orang yang bermasalah terpilih sebagai komisioner KPK. Insya Allah saya akan mengundurkan diri sebagai penasihat sebelum mereka dilantik," ujar Tsani kepada wartawan, Senin (26/8/2019) kemarin.
"Bagi saya, tidak mungkin saya bisa menasihati orang yang sudah saya nyatakan cacat secara etika dalam tugas KPK. Suara internal KPK penting didengar karena mereka ini yang akan merasakan langsung damppak kehadiran para pimpinan ini dalam pelaksanaan tugasnya, karena mereka akan menentukan keputusan etik," tambah Tsani.
Terpisah, anggota Pansel Capim KPK Hendardi tidak mempersoalkan adanya penasihat KPK yang mengancam mundur dari jabatannya.
Hendardi menyebut Tsani pernah ikut mendaftarkan diri sebagai capim KPK tapi tidak lolos seleksi. Hendardi bahkan mempersilakan Tsani mundur dari jabatannya bila hal itu yang diinginkan.
"Tidak usah mengancam, kalau mau mundur, ya mundur saja. Pak Tsani juga ikut mendaftar di awal ya, tapi gugur," tambah Hendardi di Gedung RSPAD, Jakarta Pusat, kemarin.