News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengenal Lebih Dekat Sosok Profesor Jan Youn Cho, Rektor Asing Pertama di Indonesia

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memperkenalkan rektor asing pertama di Indonesia. Rektor asing pertama itu adalah Profesor Jang Youn Cho (paling kanan). Jang Youn Cho asal Korea Selatan ini akan memimpin Universitas Siber Indonesia, perguruan tinggi swasta pertama di Indonesia yang membidangi siber.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan rektor asing pertama yang baru saja direkrut, Profesor Jang Youn Cho asal Korea Selatan akan memimpin universitas swasta baru bernama Universitas Siber Asia.

Universitas tersebut dibentuk bersama oleh Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) yaitu yayasan yang membawahi Universitas Nasional bersama Hankuk University of Foreign Studies dari Korea Selatan.

Jang Youn Cho sendiri pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Hankuk University of Foreign Studies untuk mengisi bidang Cyber University of Foreign Studies.

Nasir memastikan bahwa kampus tersebut akan beroperasi tahun ini.

“Dia punya pengalaman memimpin Hankuk University of Foreign Studies selama 12 tahun dan sebagai guru besar di Nebraska University selama lima belas tahun. Melihat pengalamannya kami optimis beliau bisa mengangkat bidang siber Indonesia di mana universitas yang akan dia pimpin merupakan perguruan tinggi pertama Indonesia di bidang siber,” ungkap Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).

Baca: Menristekdikti Sebut Sudah Ada Sejumlah Permintaan Perguruan Tinggi Swasta Rekrut Rektor Asing

Nasir menjelaskan bahwa kegiatan pendidikan di Universitas Siber Asia akan dijalankan berbasis pada jaringan teknologi.

Dengan kata lain interaksi antara dosen dan mahasiswanya akan dilakukan secara jarak jauh memanfaatkan kecanggihan teknologi.

“Kalau di Indonesia seperti Universitas Terbuka atau UT-lah. Jadi syarat fisik perguruan tinggi harus punya sekian ruang kelas tidak akan ada, nanti akan lebih sederhana, kita akan memanfaatkan infrastruktur jaringan.”

“Nanti akan diawasi oleh sebuah lembaga bernama ICEI (Indonesia Cyber Education Institute yang berkantor di Kemenristekdikti. Itu untuk awalnya, nanti kalau sudah mapan baru kita koneksikan dengan pangkalan data yakni sarana pengawasan offline,” tegasnya.

Nasir mengatakan bahwa dirinya belum mau mencanangkan target peringkat dunia bagi Universitas Siber Asia sebagai universitas yang baru.

Bagi dia yang lebih penting adalah memperkenalkan universitas tersebut terlebih dahulu.

“Universitas baru langsung masuk 100 besar dunia kan tidak mungkin, saya tak ada target, yang penting mengenalkan terlebih dahulu. Karena namanya Universitas Siber Asia mahasiswanya bisa dari Asia, Afrika, Amerika Serikat, dan mahasiswa asal Indonesia otomatis akan lebih banyak,” ucapnya.

Baca: Fakta Bentrokan yang Terjadi di Deiyai, Papua, Kronologi Kejadian Hingga Senjata Api Dirampas!

Akan tetapi Nasir masih enggan menargetkan jumlah mahasiswa saat universitas tersebut dibuka.

“Kalau saya tidak menargetkan, kalau menargetkan berarti saya harus siapkan anggaran. Kita manfaatkan saja jaringan dari rektor asingnya yang sudah kami perkenalkan,” tegasnya.

Lalu siapakah sebenarnya sosok Profesor Jan Youn Cho, Rektor Asing Pertama di Indonesia?

Jang Youn Cho (Unas.ac.id)

Mengenal Sosok Profesor Jan Youn Cho, Rektor Asing Pertama di Indonesia

Profesor Cho yang selama 10 tahun di Amerika Serikat ini merupakan mantan Vice President of Hankuk University for Foreign Studies. Ia sekaligus merupakan Operating Rector dari Cyber Hankuk University for Foreign Studies, di Korea Selatan.

Prafesor Cho juga pernah menjabat sebagai Dekan di College of Business dan Dekan Sekolah Pascasarjana di Hankuk University for Foreign Studies, Korea Selatan.

Diharapkan dengan pengalaman dan kompetensinya, Profesor Cho dapat membawa Universitas Siber Asia menjadi universitas kelas dunia.

‘’Korea Selatan memiliki 21 universitas siber, dengan pengalaman memimpin salah satu universitas siber di sana, saya akan membawa Universitas Siber Asia sejajar dengan universitas terkemuka di luar negeri,’’ ujar Cho dalam kesempatan yang sama.

Mengutip laman Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional mengenai profile Jang Youn Cho yang diposting 21 Februari 2018 lalu, diketahui Profesor Cho Profesor Jan Youn Cho.

Ia kembali ke Korea pada 1997 lalu, tepat setelah krisis keuangan di Asia.

Baca: Gadis 18 Tahun di Gowa Digilir 5 Pemuda di Rumah Kosong, Uangnya Rp 400.000 juga Dirampas

Pada 1997-1998, ia menjabat sebagai Wakil Ketua pendiri Dewan Standar Akuntansi Korea. Badan ini adalah badan pengaturan akuntansi di Korea, yang meletakkan fondasi untuk transparansi yang lebih baik dalam standar Akuntansi Korea.

Profesor Cho memiliki keahlian dalam tiga bidang lenelitian meliputi penilaian dan analisis bisnis, persistensi laba serta akuntansi internasional.

Profesor Cho masuk nominasi tujuh "profesor terbaik" dalam kurun waktu sepuluh tahun di Universitas Nebraska-Lincoln.

Dia adalah dosen pendidikan daring atau online pertama di Korea.

Ia membuka program MBA Siber, ketika menjabat Dekan, di Graduate School of Business.

Kemudian, ia menjabat sebagai Wakil Presiden Universitas Hankuk untuk Studi Luar Negeri dalam mengisi Cyber University of Foreign Studies.

Ia juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan untuk beberapa perusahaan termasuk perusahaan S-Oil, Korea-Saudi Aramco.

Setelah pensiun pada bulan Agustus 2017, ia memiliki misi untuk menyumbangkan pengalamannya guna mempromosikan pendidikan online bagi banyak orang muda Indonesia, yang melewatkan kesempatan belajar.

Baca: Fakta Elza Syarief yang Dilabrak Nikita Mirzani : Pamor Naik Berkat Tangani Kasus Keluarga Cendana

Untuk lebih lengkapnya, berikut perjalanan pendidikan dan pengalaman kerjanya:

Pendidikan:

* Hankuk University for Foreign Studies, di Korea Selatan. (B.A. dalam administrasi publik)

* Universitas Texas di Arlington (Magister Akuntansi Profesional)

* Universitas Florida, Sekolah Akuntansi Fisher, PhD. (akuntansi)

Pengalaman:

* 1987-1996 asisten profesor, Universitas Nebraska di Lincoln, Sekolah Akuntansi

* 1997-2017 Profesor, Departemen Administrasi Bisnis, Hankuk University for Foreign Studies,

* 1999-2000 Wakil Ketua Dewan Standar Akuntansi Korea (Purna Waktu)

* 1999-2000 Anggota Dewan Standar Akuntansi Pemerintah, Kementerian Keuangan dan Ekonomi

* 2001-2002, Editor: Tinjauan Akuntansi Korea

* 2004-2007 Anggota Komite Pengawas Akuntansi, Jasa Pengawasan Keuangan, Kementerian perencanaan & Keuangan

* 2006-2010 Dekan Perguruan Tinggi Administrasi Bisnis, Sekolah Pascasarjana Bisnis, Universitas Hankuk

* 2014-2017 Wakil Presiden Universitas Hankuk & Rektor dari Cyber Hankuk University for Foreign Studies, di Korea Selatan.

Mengenal Universitas Siber Asia

Mengutip laman Universitas Nasional (Unas) dilaporkan Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) menerima izin prinsip pendirian Universitas Siber Asia dari Menristekdikti, Mohamad Nasir, dalam acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke 24 di Sanur, Bali, Senin (26/8/2019).

Unsiber merupakan universitas swasta berbasis full online learning pertama di Indonesia yang mendapatkan lisensi dari pemerintah.

Baca: Kapolres Madiun Gelar Pasukan Operasi Patuh, Kaget Temukan Pengeras Suara Mobil Patroli Tak Fungsi

Pendirian Universitas Siber Asia mengukir sejarah baru dalam dunia pendidikan di Indonesia serta menegaskan komitmen YMIK sebagai Pionir Perubahan dalam bidang pendidikan.

Universitas Siber Asia akan menjalankan tiga strategi utama, yaitu meningkatkan kuantitas, memberikan fitur-fitur pengajaran yang sesuai dengan masa depan era revolusi industri 4.0 dan menghadirkan pengajaran dengan kualitas dunia (world class learning).

Universitas berbasis pengajaran online ini merupakan jawaban untuk mengatasi bonus demografi di tahun 2030 – 2040, dimana jumlah penduduk usia produktif yaitu berkisar 15 – 64 tahun lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif.

Pendidikan berbasis full online learning dan full learning management system ini juga selaras dengan kebijakan pemerintah dan menjawab tantangan Era Revolusi Industri 4.0, memberikan efisiensi dalam layanan pendidikan tinggi dalam skala tidak terbatas bagi penduduk Indonesia tidak saja di perkotaan namun juga daerah terpencil yang memiliki akses internet

Bahkan dengan biaya pendidikan yang terjangkau, dapat membantu para pekerja dengan penghasilan rendah untuk tetap dapat mengakses pendidikan tinggi.

Nantinya, sistem pembelajaran Universitas Siber Asia memanfaatkan jaringan internet secara terbuka dan masif melalui program Massive Open Online Course akan menghadirkan fitur-fitur pembelajaran berorientasi masa depan untuk mempersiapkan lulusannya menghadapi era revolusi industri 4.0.

Universitas Siber Asia juga akan menjaga kualitas dengan membawa pembelajaran kelas dunia yang salah satunya dilakukan dengan membawa para pengajar terbaik dari berbagai negara seperti Amerika, Korea dan juga Indonesia.

Baca: Sering Lihat Hotman Paris Dekati Wanita Cantik, sang Anak: Ada Arti Karma

Didukung dengan insfrastruktur dan teknologi dari Korea, serta pengajar yang kompeten di bidangnya baik dari dalam negeri maupun luar negeri, Universitas Siber Asia ditargetkan akan mulai menerima mahasiswa baru tahun depan melalui lima program studi yang akan dibuka yaitu Manajemen Kontemporer dan e-commerce, Akuntansi dan Perpajakan, Sistem Informasi, Informatika, Penyiaran dan Komunikasi Digital.

Untuk menyiapkan universitas Siber Asia, YMIK didampingi oleh pakar yang telah berpengalaman dalam memimpin universitas siber di Korea Selatan, yaitu Profesor Jan Youn Cho.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini