4. Adanya Provokator
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai ada provokator yang masuk saat massa menggelar demontrasi.
"Ya memang ada (provokator). Jadi sering saya katakan memang poros gerakan politiknya sedang masif, sekarang betul-betul sedang masif," ujar Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
Menurut Moeldoko, terjadinya gejolak di Papua ini tidak terlepas dari peran dua kelompok, yaitu poros politik dan poros bersenjata yang melakukan pergerakan.
Baca: Terkini Bentrok di Deiyai Papua: 2 Warga Sipil Tewas, 6 Anggota TNI-Polri jadi Korban, 1 Orang Gugur
Baca: Kabar Rusuh di Papua Terkini, Keterlibatan KKB hingga Jumlah Korban
Kedua kelompok tersebut sekarang sudah sulit menghasut masyarakat Papua setelah pemerintah membangun berbagai infrastrutur.
"Pembangunan yang masif di Papua itu maka kecemasan yang dihadapi oleh mereka (dua poros) adalah dia tidak bisa lagi membohongi rakyat."
"Dia tidak bisa lagi membohongi dunia luar, Papua itu begini, begini," papar Moeldoko.
Moeldoko menambahkan, penanganan aparat kepolisian dan TNI akan dilakukan secara terukur dan tidak secara emosional yang akhirnya bertindak tidak terkontrol.
"Karena kalau kita ikut larut dalam emosi, maka langkah tindakan menjadi tidak terkontrol."
"Memang sengaja diprovokasi untuk itu, tujuannya apa, agar kami melakukan tindakan."
"Apalagi angkatan bersenjata seperti TNI atau Polri itu sangat diharapkan. Ada korban baru digulirkan," kata Moeldoko.
(Tribunnews.com/Whiesa/Seno Tri Sulistiyono)(Kompas.com/Devina Halim)