News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seleksi Pimpinan KPK

Capim KPK Marah-marah Saat Tes Wawancara

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Pansel Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yenti Garnasih saat memberikan keterangan di kantor Kementrian Sekretariat Negara (Sekneg), Jakarta, Kamis (29/8/2019).

"Rumah yang saya dapat itu adalah kredit, namun perlu diketahui bapak, bahwa saya sebelum saya masuk polisi itu saya atlet nasional dan pemegang rekor 400 gawang," jawab Sri.

Capim KPK dari institusi kepolisian ini menjelaskan bahwa semenjak Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia sudah menjadi atlet nasional dan memegang sejumlah rekor. Dari situ, ia mengumpulkan pundi-pundi uang dari bonus sebagai atlet.

"Bicara soal atlet nasional tentu disitu ada bonus yang saya dapat. Mulai dari SMP sampai dengan polisi saya masih atlet nasional," ujarnya.

"Bonus-bonus itu yang saya dapat, kemudian saya tidak hobby menabung, saya jarang menabung dan sekarang pun mungkin dilihat tabungan saya dengan jabatan-jabatan yang operasional lengkap jabatan saya," tambah Sri.

Ia juga menjelaskan bahwa memiliki pengalaman malang melintang di kepolisian. Namun, tak banyak uang yang bisa tabungkan.  "Boleh dilihat ke PPATK. Tabungan-tabungan itu memang seperti itu," jelasnya.

Bonus-bonus itu, lanjut Sri, ia kumpulkan untuk membeli tanah-tanah di beberapa lokasi. Uang bonus itu pula yang saat ini dibelikan rumah di Lor in Residence, Solo.

"Itu saya kumpulkan dan saya kadang-kadang ada jual beli tanah yang murah karena duit selalu siap saya beli sehingga itu lah harta kekayaan saya itu yang saya dapat dari tabungan-tabungan semenjak saya jadi atlit sampai jadi polisi," jelas Sri.

"Mungkin tabungan saya ada itu semenjak sudah gaji masuk ATM. Sebelum itu tidak ada tabungan, bapak bisa mengecek itu," tambahnya.

"Baik artinya itu sesuatu wajar ya karena itu ibu ada prestasi atlet, dan pernah dapat hadiah yang bisa digunakan, klarifikasi saja, ada masuk gitu," tutup Marcus.

Isu Radikalisme

Direktur Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi KPK Sujanarko, dicecar Pansel KPK mengenai isu intoleransi dan radikalisme di KPK. Menyikapi ini, Sujanarko menegaskan tidak pernah ada intoleransi dan radikalisme di lembaga antirasuah.

"Saya sebagai pegawai KPK 15 tahun di sana radikalisme tidak ada tapi kekhawatiran tetap jadi concern," tegas Sujanarko.

Dia mencontoh tidak adanya radikalisme dengan betapa semangatnya para pegawai KPK setiap menjalani upacara bendera.  "Pegawai KPK kalau diundang upacara semangat, upacara jam 7 datang jam 6, semangat upacara, hormat bendera," imbuhnya.

Sujanarko berjanji bila dirinya terpilih menjadi pimpinan KPK, dia akan menggandeng dua ormas Islam terbesar untuk mengelola Masjid di KPK.  "Masjid KPK dibangun menggunakan APBN, sehingga KPK bertanggung jawab dengan tata kelola masjid. Saya nanti ingin agar pengelolaan Masjid kerja sama dengan NU dan Muhamadiyah di Masjid KPK," tuturnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini