News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Papua

Benny Wenda Disebut sebagai Dalang Kerusuhan di Papua, Kenali Sosoknya hingga Tanggapan Wiranto

Penulis: Sinatrya Tyas Puspita
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benny Wenda adalah pemimpin Serikat Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP).

Benny Wenda Disebut sebagai Dalang Kerusuhan di Papua, Kenali Sosoknya hingga Tanggapan Wiranto

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, buka suara tentang sosok Benny Wenda yang disebut sebagai dalang dari kerusuhan di Papua.

Wiranto mengungkap sosok Benny Wenda yang merupakan seorang aktivis yang bergerak di luar negeri untuk mendiskreditkan Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Wiranto dalam acara Primetime News yang tayang di Metro TV pada Senin (2/9/2019). 

"Iya kalau Benny Wenda itu sudah kita kenal sebagai aktivis yang terus bergerak ke luar negeri untuk terus mendiskreditkan Indonesia," ujar Wiranto.

Satu di antara yang dilakukan Benny Wenda untuk mendiskreditkan Indonesia adalah dengan cara membuat opini-opini yang salah tentang Indonesia.

"Dia menyebarkan opini-opini yang salah tentang Indonesia, dia mengatakan bahwa Indonesia menganaktirikan Papua kemudian juga menyebutkan ada pelanggaran HAM, tiap hari pembunuhan, penyiksaan dan sebagainya."

"Itu kan kita anggap sebagai lawan yang terus menyebarkan opini yang salah tentang Indonesia," sambung Wiranto.

Baca: Wiranto: 5 Orang Anggota TNI Diskorsing terkait Kasus Dugaan Rasisme Mahasiswa Papua di Surabaya

Baca: Wiranto Singgung Hoaks Didesain untuk Adu Domba Masyarakat Papua 

Baca: Wiranto Sebut 46 Orang Ditetapkan Tersangka terkait Kerusuhan di Papua

Namun menurut Wiranto opini-opini salah yang dibuat oleh Benny Wenda dapat dicounter oleh seluruh kalangan dengan cara menunjukkan realita yang ada di Papua dan Papua Barat.

"Kita bisa dengan mudah mengcounter opini yang dibangun Benny Wenda yang sesat itu dengan realitas yang ada, dengan apa yang betul-betul terjadi di Papua dan Papua Barat," tuturnya.

Tonton video lengkapnya 

Seperti diketahui sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut Benny Wenda merupakan aktor penunggang yang menyebabkan kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

"Ya jelas toh, jelas Benny Wenda itu. Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar

"Itu yang dia lakukan di Australia lah, di Inggris lah," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta seperti dilansir Kompas.com.

Ia menilai apa yang dilakukan Benny Wenda merupakan strategi politik. Karena itu, pemerintah juga menanganinya secara politis.

Akan tetapi, Moeldoko mengatakan, pemerintah telah menempuh berbagai langkah untuk mengatasi persoalan keamanan di Papua dan Papua Barat.

Salah satu cara yang dilakukan tentunya termasuk diplomasi. "Itulah, seperti diplomasi. Pastilah dilakukan," ujar Moeldoko lagi.

Mengenal Benny Wenda

Mengutip Tribunnews.com, berikut informasi mengenai sosok Benny Wenda yang dirangkum dari berbagai sumber. 

1. Masa muda

Benny Wenda lahir di Lembah Baliem dan menghabiskan masa mudanya di sebuah desa terpencil di kawasan Papua Barat.

Bersama keluarganya, Benny hidup dari bercocok tanam.

Saat menjalani masa mudanya, Benny Wenda menyebutkan kehidupannya ketika itu begitu tenang.

Hal itu ditulis Benny Wenda di situs resminya.

Baca: Kata Menhub Budi Karya Sumadi Terkait Pembatasan Akses WNA ke Papua

Baca: Mengenal Sosok Benny Wenda, Pria yang Disebut jadi Dalang Kerusuhan di Papua

2. Ketua ULMWP

Benny Wenda menjalani masa kecilnya bertempat tinggal di sebuah desa terpencil di Papua Barat.

Saat ini, Benny diketahui menjabat sebagai Ketua The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).

Mengutip dari Kompasiana, ia mengupayakan pembebasan Papua secara damai, tanpa kekerasan.

Dalam upayanya membebaskan Papua, Benny Wenda membangun lembaga politik internasional, yakni Parlemen Internasional untuk Papua Barat atau International Parliament for West Papua (IPWP).

Juga sebuah lembaga hukum internasional bernama International Lawyers for West Papua (ILMWP) yang beranggotakan pengacara-pengacara handal dari seluruh dunia.

Baca: Istana Akan Tangani Aktor Rusuh Papua Benny Wenda Secara Politik, Tidak Militer

Baca: BERITA POPULER: Moeldoko Sebut Benny Wenda Provokator, Aktor Intelektual di Balik Kerusuhan di Papua

3. Pernah dipenjara

Dikutip dari situs Benny Wenda, ia pernah ditangkap pada 6 Juni 2002 di Jayapura terkait upayanya membebaskan Papua Barat.

Ia dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.

Namun, pada 27 Oktober 2002 Benny Wenda berhasil melarikan diri atas bantuan aktivis kemerdekaan Papua Barat.

Benny Wenda bersama kelaurganya kemudian diselundupkan di perbatasan menuju Papua Nugini.

Ia saat ini diketahui menetap di Oxford, Inggris.

Baca: Pemerintah Dinilai Rugi Sebut Benny Wenda Dalangi Kerusuhan di Papua

4. Mendapat penghargaan dari Dewan Kota Oxford

Pada Juli 2019 lalu, Kementerian Luar Negeri sempat mengecam pemberian penghargaan pada Benny Wenda.

Dilansir Kompas.com, Benny Wenda mendapatkan penghargaan dari Dewan Kota Oxford.

"Indonesia mengecam keras pemberian award oleh Dewan Kota Oxford kepada seseorang bernama Benny Wenda, pegiat separatisme Papua yang memiliki rekam jejak kriminal di Papua," tulis Kemenlu dalam keterangan tertulis tersebut.

Benny Wenda mendapatkan penghargaan dari Dewan Kota Oxford, Juli 2019. (Twitter Benny Wenda)

Pemerintah Indonesia menulai Dewan Kota Oxford tak memahami rekam jejak Benny Wenda yang terlibat dalam permasalahan separatisme di Papua.

Meski begitu, pemerintah Indonesia meyakini pemberian penghargaan tersebut tidak berhubungan dengan sikap pemerintah Inggris terhadap Indonesia.

"Indonesia menghargai sikap tegas Pemerintah Inggris yang konsisten dalam mendukung penuh kedaulatan dan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia dan karenanya sikap Dewan Kota Oxford tidak punya makna apapun," jelas Kemenlu.

"Posisi Indonesia terhadap kelompok separatisme akan tetap tegas. Indonesia tidak akan mundur satu inci pun untuk tegakkan NKRI," lanjut Kemenlu.

Benny Wenda menerima penghargaan Freedom of the City dari Dewan Kota Oxford pada 17 Juli 2019 lalu.

Momen tersebut ia unggah di akun Twitter resminya pada 18 Juli 2019.

5. Menjadi pembicara di TED

Pada 2013 lalu, Benny Wenda pernah menjadi pembicara TEDxSydney yang digelar di Sydney Opera House Concert Hall.

Benny diundang menjadi pembicara TED bersama Jennifer Robinson yang merupakan pengacara Hak Asasi Manusia (HAM).

Benny Wenda menjadi pembicara di TEDxSydney bersama Jennifer Robinson pada 2013 silam. (YouTube TEDxSydney)

Dikutip dari tedxsydney.com, dalam acara tersebut Jennifer dan Benny Wenda menceritakan soal kehidupan Benny.

Juga tentang upaya Benny Wenda membebaskan Papua Barat.

6. Mendirikan kampanye pembebasan Papua Barat

Benny Wenda mendirikan kampanye pembebasan Papua Barat pada 2004 silam di Oxford, Inggris.

Mengutip dari situs resmi Free West Papua, markas kantor kampanye pembebasan Papua Barat juga ada di Belanda, Papua Nugini, dan Australia.

Tujuan dari adanya kampanye ini adalah untuk memberikan kebebasan pada masyarakat Papua Barat untuk memilih sendiri jalan mereka melalui referendum yang adil dan transparan.

Awal Kejadian Kerusuhan di Papua

Awalnya sejumlah massa melakukan aksi demontrasi memprotes dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.

Seperti diketahui sebelumnya, polisi menangkap paksa 43 mahasiswa Papua untuk dibawa Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (17/8/2019) sore.

Penangkapan tersebut dilakukan setelah polisi menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.

Wakil Kepala Polrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, mahasiswa Papua tersebut dibawa untuk kepentingan pemeriksaan.

Sebelumnya, situasi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, kembali mencekam, saat didatangi sejumlah anggota organisasi masyarakat.

Kasus ini berawal dari dugaan adanya perusakan Bendera Merah Putih oleh mahasiswa.

Namun, hal tersebut sudah dibantah oleh mahasiswa asal Papua tersebut.

(Tribunnews.com/Sinatrya/Lita/Pravitri/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini