"Dia disangkakan pasal 160 KUHP serta undang-undang ITE tentang penyebaran informasi bermuatan SARA," lanjut dia.
Baca: Dari Kardinal Suharyo : Bunda Maria Untuk Tanah dan Rakyat Papua
Baca: “Misalnya Ada Penembakan di Gunung, Kita Sulit Akses”, Cerita Pembatasan Internet di Papua
2. Ada kelompok terafiliasi ISIS di Papua
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu menyebutkan ada kelompok terafiliasi dengan ISIS di papua.
Hal itu disampaikan Ryamizard dalam rapat bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis (5/9/2019).
"Sebagai catatan, terdapat kelompok lain yang berafiliasi dengan ISIS telah menyerukan jihad di tanah Papua," ujar Ryamizard, seperti dilansir Kompas.com.
Bukan hanya ISIS, ada tiga kelompok terindikasi berada di belakang pemberontak Papua.
Yakni kelompok pemberontak bersenjata, kelompok pemberontak politik, dan kelompok klandestin atau rahasia.
"Perlu kami jelaskan kelompok di Papua ini ada tiga kelompok, yaitu kelompok pemberontak bersenjata, kelompok pemberontak politik dan kelompok pemberontak klandestin," jelas dia.
Ryamizard pun mengatakan TNI dan Polri harus selalu siap bersinergi untuk mempertahankan NKRI serta bijak menghadapi kelompok-kelompok tersebut.
3. Deklarasi damai
Sebanyak 34 komponen masyarakat bersama Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Ketua DPR Papua menandatangani deklarasi damai pascakerusuhan di Jayapura di depan Panglima TNI, Kapolri, dan Gubernur Papua.
Baca: Kapolri: Saya Terlanjur Cinta pada Papua
Baca: Usman Hamid: Aceh Menjadi Contoh Baik Penyelesaian Masalah di Papua
Dikutip dari Kompas.com, penandatanganan deklarasi damai yang diinisiasi TNI dan Polri ini berlangsung di Swiss-Bel Hotel Jayapura, Kamis (5/9/2019) malam.
"Saya berjanji kepada saudara-saudara ku, saya memberikan jaminan kepada siapapun yang hidup di tanah ini, Anda mempunyai hak yang sama," kata Gubernur Papua Lukas Enembe dalam sambutannya.
Sementara Kapolri Jenderal Tito Karnavian, menegaskan keamanan merupakan modal penting untuk pembangunan.