BJ Habibie menjadi presiden pertama yang dimakamkan di TMP Kalibata, berdampingan dengan Ainun.
TRIBUNNEWS.COM - BJ Habibie menjadi presiden pertama RI yang dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.
BJ Habibie akan dimakamkan di samping makam istrinya, Ainun Habibie.
Kabar duka menyelimuti rakyat Indonesia.
Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie wafat pukul Rabu (11/9/2019) pukul 18.03 WIB.
BJ Habibie meninggal dunia karena berusia tua sehingga sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi.
Satu di antaranya adalah jantung.
Baca: Mahfud MD: Andai Dibolehkan Saya Protes dan Minta Dispensasi agar Wafatnya Habibie ditunda
Baca: BJ Habibie Akan Dimakamkan di Pusara Nomor 120 Tepat di Sebelah Ainun di Makam Bernomor 121
Rencananya, BJ Habibie akan dimakamkan di TMP Kalibata, tepat di samping makam sang istri, Ainun Habibie.
BJ Habibie akan dikebumikan di slot 120 dan 121.
Dengan demikian, pria kelahiran Parepare, 25 Juni 1936 menjadi presiden pertama Indonesia yang disemayamkan di TMP Kalibata.
Ketiga presiden RI sebelumnya diketahui dikebumikan di makam keluarga.
Presiden Ir Soekarno, misalnya.
Baca: Ditemani Iriana, Presiden Jokowi Sambagi Rumah Duka BJ Habibie
Baca: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Kompas TV Pemakaman BJ Habibie, Begini Rangkaian Prosesinya
Presiden pertama RI yang meninggal pada di Jakarta pada 21 Juni 1970 itu dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.
Makam Soekarno berada di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanawetan, Kota Blitar.
Kompleks makam seluas 1,8 hektar sejak ini telah berdiri sejak Ir Soekarno wafat dan dimakamkan di sana.
Makam Soekarno berdampingan dengan makam kedua orangtuanya, Raden Mas Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rei.
Sama halnya dengan presiden kedua RI, Soeharto.
Soeharto yang meninggal pada 27 Januari 2008 itu juga dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga, tepatnya di Astana Giri Bangun.
Baca: BJ Habibie Wafat, Kenneth: Selamat Jalan Bapak Teknologi Indonesia
Baca: Hanung Bramantyo Bongkar Alasan BJ Habibie Ngotot Ciptakan Pesawat, Singgung Solo dan Gorontalo
Kompleks makam ini berada tepatnya di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Tak jauh dari Astana Giri Bangun, ada Astana Mangadeg yaitu kompleks pemakaman para penguasa Mangkunegaran, satu di antara pecahan Kesultanan Mataram.
Di Astana Mangadeg dimakamkan Mangkunegara (MN) I alias Pangeran Sambernyawa, MN II, dan MN III.
Di Astana Giri Bangun, Soeharto dimakamkan berdampingan dengan sang istri, Siti Hartinah atau Tien Soeharto yang telah lebih dulu meninggal pada 28 April 1996.
Sebenarnya, Soeharto berhak dimakamkan di TMP Kalibata.
Namun, sebelum meninggal, ia sudah berpesan dimakamkan di Astana Giri Bangun.
Ada cerita menarik yang datang dari penjaga makam keluarga Soeharto, Sukirno, dalam proses pemakaman Soeharto.
Kisah ini ada dalam buku 'Pak Harto Untold Stories' halaman 344 sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Surya.co.id.
Sukirno menuturkan, sebuah peristiwa aneh yang terjadi kala liang lahat untuk Soeharto pertama kali digali.
"Hantaman linggis yang pertama menghujam, disusul hantaman yang kedua. Tepat pada hantaman linggis yang ketiga tiba-tiba duarrrrrr."
"Terdengar suara ledakan yang sangat keras bergema di atas kepala kami," tutur Sukirno.
Menurutnya, ledakan itu mirip suara bom.
Semua orang yang berada di Astana langsung menengadah ke atas mencari sumber dentuman itu.
Anehnya di sekeliling Astana tidak ada yang porak poranda akibat ledakan keras tersebut.
Ledakan tersebut hanya seolah bunyi keras yang tidak meninggalkan bekas.
Sukirno pun memaknai ledakan itu pertanda semesta alam menerima jenazah Presiden Soeharto.
"Alhamdulillah, ini mengisyaratkan, Pak Harto benar-benar orang besar. Bumi mengisyaratkan penerimaannya terhadap jenazah beliau," ujarnya kala itu.
Sama halnya dengan dua presiden sebelumnya, presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga tidak dimakamkan di TMP Kalibata.
Gus Dur yang meninggal pada 30 Desember 2009 dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Makam Gus Dur berada sebelah utara pusara kakeknya yang juga pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari.
Berbeda dengan ketiga presiden sebelumnya, BJ Habibie akan dimakamkan di TMP Kalibata.
Hal ini sesuai permintaan BJ Habibie di mana ia ingin dikebumikan di samping makam sang istri, Ainun.
Bahkan sebelum meninggal, BJ Habibie telah memesan lokasi pusara tepat di sebelah mendiang sang istri.
Ini diputuskan berbarengan saat pemakaman almarhumah Ainun Habibie, yang dimakamkan Selasa (26/05/2010).
"Ya saya buat persyaratan, tidak mau istri saya dimakamkan di Taman Pahlawan, kavling itu kalau saya tidak disebelahnya."
"Kalau enggak, nggak usah. Itu persyaratan mutlak," tegas BJ Habibie saat menjadi bintang tamu di acara Mata Najwa.
Sebelum meninggal dunia, BJ Habibie juga sempat mengungkapkan jika ia pernah takut 'mati'.
Hal tersebut diungkapkan BJ Habibie di acara Mata Najwa yang ketika itu masih berada di stasiun MetroTV pada 2016 silam.
Awalnya, sang pembawa acara, Najwa Shihab, menanyakan pernyataan Habibie yang menyebutkan tentang cinta Illahi.
"Tadi Pak Habibie menyebutkan, cinta Illahi itu ketika, bahkan maut pun tidak dapat memisahkan. Pak Habibie masih setiap Jumat masih selalu ziarah ke makam Ibu Ainun," tanya Najwa Shihab.
Mendengarkan pertanyaan tersebut, Habibie pun mengaku jika dirinya tiap malam selalu membaca Surah Yasin dan Tahlil yang diperuntukkan kepada istrinya dan ibunya.
"Ya, ya, dan tiap malam saya selalu baca Yasin dan Tahlil untuk ibu yang melahirkan saya dan Ibu Ainun. Tiap malam, tiap hari," ungkap Habibie waktu itu.
Setelah itu, Habibie pun menceritakan ketika dirinya masih muda, pernah mengungkapkan jika ia takut 'mati'.
Ia pun menceritakan ketika dirinya mulai sakit-sakitan dan di operasi, Presiden ke-3 RI ini pun mengaku jika sangat takut dengan kematian.
Hal itu dikarenakan Habibie takut jika dirinya meninggal dunia, siapa yang akan menjaga istrinya, Ainun.
"Dulu waktu saya muda, terus jadi tua, agak sakit-sakitan, dioperasi, saya takut sekali kalau saya mati," ujar Habibie.
"Takutnya, karena saya bertanya, kalau saya tiada lagi, siapa yang jaga Ainun? Siapa yang kawani dia? Tentunya ada Leila, ada yang lain, tapi harus ada 24 jam, who? Saya nggak bisa jawab itu," ungkap Habibie.
"Karena saya tidak bisa jawab itu, saya takut sekali kalau saya mau mati," ujarnya sambil tersenyum.
Setelah mendengar pernyataan Habibie, Najwa Shihab pun menekankan kembali perkataan sang Presiden ke-3 RI ini.
"Takut mati waktu itu?" tanya Najwa Shihab.
"Waktu itu," jawab Habibie.
Habibie pun kembali mengatakan jika sekarang ia meninggal dunia, dirinya sudah tidak takut 'mati' seperti yang diungkapkan di awal.
"Kalau sekarang tidak, karena Ainun di dimensi yang lain, saya tahu dia di kavling nomor 121, di Kalibata, Taman Makam Pahlawan," ujar Habibie.
Setelah itu, Habibie pun mengaku jika ia sudah memesan kavling tepat di sebelah makam Ainun, sang istri tercintanya.
"Di kavling nomor 120, kosong, tempat saya nanti," ujar Habibie.
Najwa Shihab pun sampai heran dengan kesiapan Habibie yang sudah memesan kavling di sebelah Ainun.
"Pak Habibie bahkan sudah menyiapkan kavling di samping...?," tanya Najwa Shihab.
Mendengarkan pertanyaan Najwa Shihab, Habibie dengan tegas jika ia tidak mau kalau dirinya nanti meninggal dunia dan tak dimakamkan di sebelah Ainun.
Najwa Shihab kembali bertanya jika sekarang Habibie dijemput ajal, apakah ketakutan akan kematian masih menyelimuti.
Dengan tegas, Habibie pun menjawab jika sekarang ia sudah tidak lagi takut dengan kematian.
Sambil berkelakar, Habibie mengungkapkan jika dirinya sekarang meninggal dunia, bukan hanya ibunya saja yang menjemput, melainkan juga istrinya.
"Jika dulu Pak Habibie takut mati, sekarang?" tanya Najwa Shihab.
"Sekarang tidak, karena kalau misalnya saya mati, saya tidak takut."
"Karena kalau andai kata saya sampai waktunya dipanggil masuk ke dalam dimensi dalam keadaan Ainun, ya saya tahu yang akan menemui saya pertama bukan ibu saya saja dan keluarga, tapi Ainun sudah 'Hei, kamu sekarang di sini ya?'" ujar Habibie diiringi tawa dan tepuk tangan penonton.
Rangkaian Upacara Prosesi Pemakaman BJ Habibie
Rencananya, BJ Habibie akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan.
Tepatnya di samping makam almarhum istrinya, Asri Ainun.
Prosesi upacara pemakaman jenazah almarhum BJ Habibie akan dimulai Kamis (12/9/2019) pukul 12.30 WIB.
Dikutip dari Kompas.com, prosesi akan diawali dengan upacara penyerahan jenazah dari pihak keluarga ke pemerintah di rumah duka, Jalan Patra Kuningan XII/3, Jakarta Selatan.
"Prosesi esok rencana pemakaman jenazah pada jam 12.30 itu akan dilaksanakan upacara jenazah dari pihak keluarga kepada pemerintah," kata Sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto, Rabu (12/9/2019) malam di rumah duka.
Menurut Rubijanto, upacara penyerahan jenazah akan dipimpin oleh Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman.
Setelahnya, prosesi dilanjutkan dengan pemberangkatan jenazah dari rumah duka menuju TMP Kalibata, Jakarta Selatan, pukul 13.00 WIB.
"Diharapkan (upacara penyerahan jenazah) 30 menit selesai kemudian jam 13 tepat kita start dari kediaman Patra Kuningan menuju ke TMP Kalibata," ujar Rubijanto.
Prosesi terakhir, upacara pemakaman jenazah di TMP Kalibata diagendakan pukul 13.30 WIB.
Upacara akan dipimpin langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Whiesa Daniswara) (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)