TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Edy Pramono, mengaku merasa berduka atas wafatnya Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie.
"Saya Kapolda Metro Jaya beserta seluruh jajaranya ingin menyampaikan ucapan bela sungkawa atas berpulangnya Presiden ketiga kita almarhum Bapak Profesor BJ Habibie," ujar Gatot di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Walau tidak punya pengalaman dekat dengan Habibie, dia menyebut Habibie adalah sosok yang punya pemikiran sangat cerdas.
Pemikirannya bahkan berguna sekali dalam membangun bangsa Indonesia. Menurut Gatot, Habibie menjadi peletak demokrasi bagi bangsa Indonesia.
"Kita tahu beliau sangat dihormati dan dihargai di dunia Internasional terkait dengan pengetahuan yang beliau miliki, khusus terkait dengan pengetahuan dirgantaraan ya. Beliau juga presiden pertama untuk negara ini yang melaksanakan demokrasi yang diinginkan oleh bangsa ini," tutur Gatot.
Baca: Suasana TMP Kalibata Sudah Ramai Jelang Pemakaman Eyang Habibie
Seperti diketahui, Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019) sekira pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Habibie rencananya akan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, pada Kamis (12/9/2019), tepat di sebelah makam sang istri, Ainun Habibie. Upacara pemakaman akan dipimpin Presiden Joko Widodo.
BJ Habibie sempat dirawat di RSPAD sejak 1 September 2019 lalu. Saat itu, untuk menangani kesehatan BJ Habibie, sebanyak 44 dokter Kepresidenan disiapkan. Mereka terdiri dari 34 tim panel ahli dan 10 dokter pribadi presiden.
Ada 44 dokter yang tergabung dalam tim dokter kepresidenan yang menangani kesehatannya. Mereka adalah para dokter spesialis dari berbagai bidang, dari ahli jantung hingga otak.
Kondisi Habibie memang menurun dalam beberapa tahun terakhir. Dokter masih memantau perkembangan kondisi Habibie.
Sebelumnya, Habibie juga menjalani perawatan pada 2018. Kondisi kesehatannya menurun karena kelelahan setelah melakukan kegiatan di berbagai kota di Indonesia.
Di tahun yang sama, ia juga sempat dirawat di Jerman karena mengalami kebocoran klep jantung.