TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Dua putra Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie, Ilham Habibie dan Thareq Kemal Habibie baru saja menghadiri acara doa bersama yang digelar Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mendiang ayah tercinta.
Acara bertajuk 'Doa Bersama dan Pembacaan Obituari BJ Habibie' itu digelar di Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi, kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (18/9/2019) pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Ilham menyampaikan bahwa sang ayah tidak pernah lelah berupaya agar Indonesia memiliki pesawat sendiri.
Sang ayah yang akrab disapa Eyang Habibie itu selalu berambisi untuk terus mengembangkan riset-riset yang bisa bermanfaat bagi bangsa.
Serta mendorong agar Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang unggul.
"Bapak tidak pernah lelah," kata Ilham.
Saat itu, Kepala BPPT Hammam Riza pun mengenang momen terakhir saat dirinya berdiskusi dengan Eyang Habibie, di kediaman pribadinya, di Patra Kuningan, Jakarta Selatan, pada 29 Juli lalu.
Baca: Sepekan Wafatnya Eyang Habibie, Obituari Untuknya Pun Digelar
"Saat itu, BJ Habibie mengingatkan bahwa pembangunan Indonesia harus sesuai tujuan UUD 1945," kata Hammam.
Ilham kemudian menanggapi pernyataan Hammam, menurutnya, sang ayah selalu menularkan semangat yang positif kepada setiap orang.
"Spirit yang positif itu harus dikembangkan, yang negatif dijauhkan," jelas Ilham.
Lebih lanjut ia menegaskan, sosok sang ayah merupakan pribadi yang bijaksana dan adil terhadap siapapun.
Ia mengenang sang ayah yang dikenal pula sebagai Bapak Teknologi itu merupakan sosok yang harus diteladani karena tidak pernah menilai orang lain dari sisi buruknya.
"Bapak itu seorang yang tidak membedakan, semua dirangkul, dan selalu melihat hal positif dari setiap orang," tegas Ilham.
Perlu diketahui, Bapak Teknologi sekaligus Alumni Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule (RWTH) Aachen, Jerman itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019), tepat di samping pusara sang istri tercinta, Hasri Ainun Habibie.
Sejak awal September 2019, ia dirawat secara intensif oleh Tim Dokter Kepresidenan di ruang CICU, Paviliun Kartika, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Kondisi Eyang Habibie sebelumnya dikabarkan membaik dalam perawatan intensif di rumah sakit itu, namun kembali mengalami penurunan kondisi.
Ia pun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 83 tahun.
Selamat jalan Eyang Habibie.