Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Nasional Bencana (BNPB) mengungkapkan angka penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) akibat kebakaran hutan dan lahan mencapai 900 ribu orang.
Data tersebut merupakan data terbaru dari Kementerian Kesehatan yang disampaikan oleh Pelaksan Tugas (plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo, dalam konferensi pers di Graha BNPB, pada Senin (23/9/2019).
"Totalnya 900 ribu lebih total penderita ISPA dari catatan kemenkes. Ini catatan kemenkes, kemudian kita sajikan di sini," ungkap Agus.
Ia memaparkan, penderita ISPA tersebar di enam wilayah provinsi seperti Riau terdapat 275.793 orang penderita ISPA, di Jambi 63.554 orang, 291.807 orang di Sumatra Selatan.
Baca: Curhat Rianti Cartwright Setelah Suami Nyaris Tenggelam: Sudah Pasrah Soal Momongan
Baca: Bisakah Terbang dari Jakarta ke Amerika Serikat dengan Waktu 8 Jam? Ini Jawabannya
Baca: Kisah Haru Seorang Wanita Rela Dorong Kursi Roda sang Pacar yang Terkena Stroke ke Kursi Pelaminan
Lalu, 180.695 orang di Kalbar, 40.374 orang di Kalsel, serta 67.293 orang di Kalteng, dengan total penderita 919.516.
"Posisi jumlah penderita ISPA ini angka penjumlahan. Kita bisa liat akumulatif Februari sampai September di Riau ada 279 ribu, di Jambi Juli-Agustus 63 ribu, Sumsel Maret-Zeptember ada 291 ribu, Kalbar sampai September 180 ribu, Kalsel 40 ribu dan Kalteng 67 ribu penderita," jelas dia.
Agus menuturkan, jumlah penderita ISPA dapat terus meningkatkan seiring pekatnya asap yang terjadi di sejumlah wilayah tersebut.
Selain berdampak pada kesehatan, kerugian karhutla juga berimbas pada kerugian materiil yang ditaksir pada angka Rp 66,3 miliar.
"Perkiraannya kurang lebih sepertiga dari 2015. Kan 2015 kerugian 221 triliun, jadi perkiraan awal kita 30 persen dari itu. Lebih rendah, lebih kecil," kata Agus.