Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Imparsial, Anton Aliabbas, mengkritik pernyataan Menristekdikti Mohammad Nasir.
Mohammad Nasir sebelumnya menyatakan akan memberi sanksi kepada rektor dan dosen yang mendukung aksi demonstrasi mahasiswa.
Anton menyeyangkan pernyataan Menristekdikti tersebut.
Terlebih menurutnya Indonesia adalah negara penganut sistem demokrasi.
Baca: Pelajar di Pemalang Ikut Aksi Penolakan RUU KPK, Dapat Ajakan Lewat Pesan Berantai
Baca: 5 Tips Agar Terbiasa Bangun untuk Sholat Tahajud di Sepertiga Malam
"Saya pikir jelas, posisinya ada ketidakmengertian Menristekdikti soal apa itu iklim demokrasi, kebebasan akademik, kebebasan berbicara dan bagaimana hubungan antara rektor dengan pemerintah," ujar Anton di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2019).
Lebih lanjut Anton menjelaskan posisi rektor bukanlah perwakilan dari pemerintah.
Sehingga, mahasiswa tidak perlu berdialog lebih dulu dengan rektor sebelum menyampaikan aspirasinya di muka umum.
Baca: Profil dan Prestasi Semen Padang FC, Klub Berjuluk Kabau Sirah Milik PT Semen Padang
Baca: Ratusan Pelayat Datangi Rumah Duka Mahasiswa UHO Kendari yang Tewas Ditembak Saat Demo
Meski ada ancaman dari Menristekdikti, Anton mengimbau kepada para mahasiswa untuk tidak gentar.
Sebab, aspirasi mahasiswa justru memperkuat dan mempersehat demokrasi di Indonesia.
"Mahasiswa tidak perlu takut. Pemerintah pun tak perlu takut. Kalau seperti ini demokrasi kita juga jadi lebih sehat. Toh, mahasiswa tuntutannya sudah jelas. Bahwa ini tidak akan ada omomgan soal turunkan Jokowi," katanya.
Sebelumnya Menristekdikti Mohammad Nasir meminta para rektor memberitahu mahasiswa agar tidak kembali turun ke jalan melakukan demonstrasi.
Nasir mengatakan bakal mengajak para mahasiswa untuk berdialog terkait tuntutan yang mereka sampaikan.
Baca: Hasil Autposi Mahasiswa yang Tewas di Kendari: Tewas karena Peluru Tajam hingga Klaim Polri
"Imbauan saya para rektor, tolong mahasiswa diberitahu jangan sampai turun ke jalan. Nanti kami ajak dialog," kata Nasir usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (26/9/2019).