News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo Tolak RUU KUHP dan KPK

Abdul Hakim Tak Percaya Ayahnya Yang Pensiunan Brigjen Rencanakan Bikin Kacau di Aksi 212

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abdul Hakim (32) yang merupakan anak pertama SS menceritakan tidak percaya mengenai kelakuan ayahnya dalam aksi Mujahid 212.

Dan sering kali mengadakan perkumpulan untuk pengajian.

"Ayah saya biasanya dipanggil di sini dengan sebutan Pak Haji.

Karena memang sering ngumpul sama warga buat ngaji dan ngisi - ngisi seminar kebangsaan," kata Hakim. (dik)

Desak Jokowi Mundur dan Minta Rizieq Shihab Dipulangkan

Sebelumnya Wartakotalive melaporkan, ribuan massa Aksi Mujahid 212 menyanyikan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur dari jabatannya.

Mereka meneriakkan yel-yel tersebut ketika melakukan long march menyusuri Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, menuju Masjid Istiqlal.

"Mundur mundur, mundur Jokowi, mundur Jokowi, sekarang juga," seru kompak peserta aksi sambil berjalan kali melewati pintu parkir IRTI Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).

Berdasarkan pengamatan Tribunnews.com di lokasi, peserta aksi yang menyampaikan aspirasinya hari ini melengkapi diri dengan dukungan berbagai atribut.

Mereka membawa bendera hitam, putih, juga bendera merah putih.

Beberapa peserta aksi juga tampak membawa bendera berukuran cukup besar dengan memampang wajah Imam Besar FPI Rizieq Shihab.

Bahkan, ada sejumlah peserta menunggangi kuda ketika melangsungkan aksi penyampaian pendapat hari ini.

Setidaknya, terlihat dua pemuda menunggangi kuda berwarna putih dan cokelat.

Empat isu yang diangkat massa Aksi Mujahid 212 adalah rentetan demonstrasi mahasiswa, dan penanganan aksi mahasiswa yang dinilai represif.

Juga, penanganan kerusuhan di Papua, dan penanganan kebakaran huan dan lahan (karhutla) yang dinilai lamban.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini