TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat militer Mufti Maakarim mengatakan, pertemuan para Tokoh Agama dan Adat yang dilakukan Kementerian Pertahanan dua hari yang lalu sebagai respon terhadap peristiwa kekerasan dan konflik di wilayah Papua patut mendapat apresiasi.
"Kemhan dibawah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memiliki kepekaan dalam melihat aktor dan kelompok yang dapat menjadi pintu masuk yang tepat dalam memahami persoalan sekaligus membuka jalan penyelesaian yang bermartabat dan menjunjung tinggi semangat persatuan nasional," ujar Mufti, Kamis (3/10/2019).
Dijelaskannya, para tokoh agama dan tokoh adat adalah figur-figur yang disegani dan didengar komunitas-komunitas di dalam masyarakat, sehingga dengan melibatkan mereka maka kekerasan dan konflik dapat segera dihentikan dan proses pemulihan yang berkelanjutan bisa segera dilakukan.
Dalam pernyataannya Menhan Ryamizard menyatakan mendapatkan berbagai masukan dan memahami persoalan yang sesungguhnya dari berbagai tokoh dalam pertemuan ini.
Selanjutnya Menhan akan menghadap Presiden untuk menyampaikan masukan dari para tokoh dan pandangannya paska pertemuan ini.
Baca: Ketua MPR RI Mengerucut ke Bambang Soesatyo, Hanya Fraksi Partai Gerindra yang Menolak
Sikap Menhan Ryamizard yang merupakan pencetus jargon 'NKRI Harga Mati' ini kata dia sudah tepat, sebab masukan yang diberikan kepada Presiden akan menjadi kebijakan pemerintah, sehingga jika tidak berdasarkan masukan yang tepat akan berdampak pada kebijakan yang merugikan masyarakat.
"Ketokohan Menhan Ryamizard yang konsisten sebagai perekat berbagai komponen bangsa dalam bingkai NKRI terbukti diapresiasi banyak kalangan melalui sikap dukungan dan kehadiran para tokoh dari Sabang sampai Merauke dalam pertemuan ini," pungkasnya.