Ketiga, kami mengajak masyarakat yang ada di Wamena dan sekitar saling mengayomi, mencintai dan melindungi
Keempat, kami mengutuk tindakan yang membakar dan melanggar HAM oleh oknum tidak bertanggung jawab
Kelima, kami mengimbau seluruh mahasiswa Papua dan Papua barat di mana pun berada untuk menjaga nilai adat dan Bhineka Tunggal Ika untuk menjaga kesatuan Indonesia.
"Kami berharap agar masyarakat Papua lebih menyeleksi informasi yang ada, dan tidak mudah percaya berita bohong (hoaks)," ucap Mudin.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat Papua cinta damai. Menurutnya, jika ada kerusuhan dan perpecahan penyebabnya adalah oknum tidak bertanggungjawab
Minta maaf
Mereka menyerukan perdamaian bagi tanah kelahiran mereka, Bumi Cenderawasih yang belakangan situasinya memanas hingga ribuan orang harus mengungsi dari Wamena, Papua.
Baca: Kerusuhan Wamena: Perantau Diserang Warga Tak Dikenal, Sembunyi di Gereja, Perusuh Dihalau Pendeta
Sebagai bentuk nasionalisme, belasan mahasiswa Papua ini turut menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai bentuk rasa persatuan.
Ketua Himpunan Mahasiswa Kaimana (Himaka), Moytuer Boymasa mengatakan pihaknya menyampaikan permintaan maaf pada warga pendatang di Papua yang turut menjadi korban.
Dia berharap, masalah di Papua bisa selesai.
Dia meyakini, kericujan di Wamena dan Jayapura sama sekali tidak ada dampak positifnya melainkan hanya menimbulkan korban dan kerugian materiil.
"Kami dari Mahasiswa Kaimana yang studi di Jabodetabek menyampaikan permohonan maaf pada saudara kami, khususnya pendatang yang jadi korban. Semoga ini semua cepat selesai," imbuhnya.
Moytuer menambahkan kini kondisi di Wamena sudah mulai membaik.
Meski begitu, dia tetap meminta pemerintah dan aparat terus sinergi agar kejadian serupa tidak terulang.