TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 dibantu Counter Transnational and Organize Crime (CTOC) Polda Bali masih melakukan pendalaman terhadap dua terduga teroris berinisial AT dan ZAI yang ditangkap Kamis lalu di Jembrana, Bali.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hengky Widjaja, mengatakan kedua terduga teroris ini merupakan ayah dan anak.
"Kedua terduga AT dan ZAI adalah orang tua dan anaknya. Saat ini masih menjalani pemeriksaan," ujar Hengky, Sabtu (12/10/2019).
Keduanya diduga berbaiat kepada pimpinan ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi.
Berdasarkan hasil pendalaman Densus 88, diketahui bahwa keduanya berada dalam satu grup percakapan "Menanti Al Mahdi".
Bahkan AT memiliki hubungan dekat dengan Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara, pelaku penyerangan Menko Polhukam, Wiranto.
"Keduanya sudah mengetahui niatan Abu Rara untuk melakukan amaliyah," tutur Hengky.
Terungkap, AT telah menyiapkan panah, air soft gun dan sangkur.
Senjata tersebut diduga bakal digunakan untuk amaliyah di wilayah Bali.
AT dan ZAI sudah merencanakan perlawanan jika sewaktu-waktu ditangkap oleh polisi.
Baca: Terduga Teroris Ayah dan Anak yang Ditangkap di Bali Ternyata Bagian dari Jaringan Abu Rara
Keduanya telah membuat rencana untuk membuang ponsel dan laptop ke dalam air.
Polisi menyita barang bukti, diantaranya panah, air softgun, sangkur, ponsel dan laptop.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menilai insiden penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, bukan suatu hal yang main-main atau sandiwara.
"Kalau dilihat dari segi luka yang dialami, keadaanya serius, tidak bisa dianggap menjadi sebuah perbuatan main-main," ujar Yusril usai besuk Wiranto di RSPAD, Jakarta, Sabtu (12/10/2019).
Menurut Yusril, kejadian penusukan terhadap pejabat negara merupakan peringatan untuk semua pihak agar lebih meningkatkan kewaspadaan.
"Perlu meningkatkan pengamanan (pejabat) agar tidak terjadi hal-hal seperti yang dialami Pak Wiranto," ucap Yusril.
Saat membesuk Wiranto, Yusril mengaku hanya melihatnya dari luar ruangan perawatan yang diberi sekat kaca.
"Beliau sedang istirahat, kami tidak ingin mengganggu beliau tapi kami melihatnya dari kaca dan keadaanya terlihat makin membaik," kata Yusril.
Baca: Panglima Kodam XIV Hasanuddin Pastikan Kolonel Hendi Dipenjara 14 Hari Usai Sidang Disiplin
Wiranto ditusuk oleh terduga teroris saat turun dari mobil yang ditumpanginya di alun-alun Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) siang.
Setelah menjalani pengobatan awal di RSUD Berkah, Pandeglang, Wiranto diterbangkan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta dan hingga saat masih menjalani perawatan.
Dalam waktu dekat Wiranto kemungkinan akan diperbolehkan pulang oleh tim dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
Wiranto yang masih dirawat di Paviliun Kartika, hingga Sabtu (12/10/2019) kemarin, berangsur-angsur pulih.
Mantan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengungkap, Wiranto kini dalam tahap pemulihan.
Sudah bisa bicara dengan jelas dan mulai latihan berdiri dan duduk.
"Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk langsung menengok, berjumpa sama pak Wir, salaman. Bicaranya udah pulih menurut saya," kata Zulkifli.
Menurut perkiraannya, dalam satu dua hari perawatan Menko Polhukam Wiranto akan segera pulih lantaran kondisi fisiknya sudah baik.
"Kita bersykur kepada Allah SWT Pak Wir bisa segera pulih. Beliau ditangani secara tepat dan mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kembali pulih seperti sedia kala," ujarnya.
Selain mengungkapkan kondisi fisik Wiranto yang mulai pulih, dia juga menceritakan bahwa dirinya melihat Menko Polhukam mulai belajar duduk dan berdiri.
"Sudah oke. Sudah baik. Cuma karena sudah pemulihan. Yang kedua masih latihan berdiri, latihan duduk juga. Alhamdulillah," katanya. (tribun network/sen/fah)