Badai topan Hagibis mulai bergerak meninggalkan daratan Jepang, apakah ada pengaruh cuaca di Indonesia? Begini penjelasan BMKG.
TRIBUNNEWS.COM - Badai topan Hagibis mulai bergerak meninggalkan daratan Jepang, apakah ada pengaruh cuaca di Indonesia? Begini penjelasan BMKG.
Sebelumnya diketahui, Taifun No.19 atau dikenal dengan hagibis yang menghantam Jepang Tengah dan Jepang Timur sejak Jumat (11/10/2019) malam hingga Minggu (13/10/2019) pagi menelan korban 37 orang meninggal di 11 perfektur di Jepang.
"Kemarin 2 orang lagi meninggal di Perfektur Miyagi Tohoku atau utara Jepang dan banjir di berbagai tempat di Kanto serta Tohoku," ungkap sumber Tribunnews.com, Senin (14/10/2019).
Menurut Departemen Pemadam Kebakaran Departemen Dalam Negeri dan Komunikasi, selain 37 orang meninggal juga 13 orang hilang, polisi serta pemadam kebakaran bergegas untuk mencari.
Baca: Rumah WNI di Jepang Alami Kebanjiran Akibat Badai Hagibis
Senin (14/10/2019) hari ini hujan turun di Tohoku, Kanto Koshin, dan Hokuriku.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) menyerukan peringatan ketat untuk bencana tanah longsor, dengan asumsi bahwa tanah telah "longgar" atau sangat rentan untuk longsor karena hujan lebat belum lama ini.
Menurut ringkasan Departemen Kebakaran Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, instruksi evakuasi dikeluarkan kepada total sekitar 760.000 orang di 8 perfektur pada pagi hari tanggal 14 Oktober ini.
Dan total sekitar 38.000 orang diungsikan ke pusat-pusat evakuasi.
JMA menganalisis pada 13 Oktober 2019, topan Hagibis sudah bergerak meninggalkan daratan Jepang ke arah Timur Laut menuju Samudera Pasifik Barat bagian Utara.
Dilansir situs resmi bmkg.go.id, meski sudah bergerak meninggalkan Jepang, badai topan Hagibis masih meninggalkan angin kencang hingga 60 knots (berkurang 15 knots dari sebelumnya.
Baca: Kemlu : Belum Ada WNI Jadi Korban Badai Hagibis di Jepang
Dalam 24 jam ke depan JMA memprakirakan Topan Hagibis akan menurun intensitasnya.
Pada situs Badan Meterorogi Klimatologi dan Geofisika tersebut menegaskan jika wilayah Indonesia tidak mendapatkan dampak apa-apa dari pergerakan badai Hagibis.
Lantaran, Hagibis bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Adapun potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia lebih dipengaruhi oleh adanya daerah tekanan udara rendah di wilayah Indonesia bagian utara yang membentuk daerah pertemuan angin yang memanjang dari Semenanjung Malaysia hingga Laut Sulawesi.
Jepang Akan Dilanda Badai Topan Dahsyat: Makanan di Supermarket Habis, Langit Berubah Menjadi Ungu
Topan Hagibis menjadi salah satu topan terdahsyat yang diprediksi akan menerpa Jepang.
Topan ini hampir sama dengan Topan Kanogawa yang terjadi pada tahun 1958 lalu di mana 1200 orang tewas.
1. Situasi di supermarket di Jepang
Setelah pemerintah mengeluarkan peringatan, warga Jepang langsung menuju supermarket terdekat untuk memasok bahan makanan.
Rak-rak makanan di supermarket terlihat kosong.
Makanan seperti mie instan dan air mineral hampir tersapu bersih oleh warga yang bersiap menghadapi datangnya badai.
Beberapa netizen di Twitter menyebutkan bahwa roti menjadi item yang paling cepat ludes terjual.
2. Langit berubah menjadi pink-ungu gelap
Mengingat bencana yang akan datang, orang-orang di Jepang melihat langit menjadi ungu dan merah muda.
Foto-foto langit yang menjadi ungu gelap banyak beredar di Twitter.
Meskipun gambar-gambar seperti itu banyak beredar di Twitter, belum dipastikan apakah semua gambar itu asli karena media Jepang belum meliput fenomena ini pada saat penulisan.
Inilah gambar-gambar langit Jepang tersebut:
Tagar #PrayForJapan kini masih trending di Twitter saat banyak orang mengharap semua warga Jepang baik-baik saja.
Sementara itu, video viral di Twitter menunjukkan langit mendung dan gelap yang diduga terjadi di Ichihara.
3. Transportasi umum dibatasi atau bahkan dihentikan seluruhnya
Menurut The Japan Times, operator transportasi dan juga supermarket di Jepang akan membatasi atau meniadakan operasi hari ini (12/10/2019), termasuk jadwal Shinkansen dan JR lines.
Badan Meteorologi Jepang telah mengeluarkan peringatan darurat untuk tanah longsor di Tokyo dan Izu, Prefektur Shizuoka.
4. Pertandingan ditunda
Akan datangnya topan Hagibis membuat dua pertandingan Rugby World Cup dibatalkan.
Selain itu, sesi kualifikasi Japanese Grand Prix F1 ditunda hingga Minggu (13/10/2019) pagi.
Baca: Topan Hagibis Melanda Jepang, Piala Dunia Rugby dan Grand Prix F1 Jepang Ditunda
5. Masyarakat diminta berjaga-jaga
Shigeo Kannaka, direktur Masyarakat Jepang Bosai (Pencegahan Bencana), menyarankan orang-orang untuk mengisi bak mandi, ceret dan ember mereka dengan air sehingga mereka dapat menggunakannya jika terjadi gangguan pasokan air.
Ia juga mengatakan bahwa senter dan radio portabel juga akan berguna jika terjadi pemadaman listrik.
Tindakan pencegahan keamanan lainnya termasuk memplester jendela, memasok persediaan makanan & air serta pengisian bahan bakar mobil.
(Tribunnews.com, Siti Nurjannah Wulandari/ Tiara Shelavie)