Selanjutnya, pada tahun 2017 pria kelahiran Asahan, Sumatera Utara tersebut juga mendapat penolakan
dari beberapa ormas ketika ingin melakukan safari dakwah di Bali.
Bahkan, Ustaz Abdul Somad juga ditolak oleh otoritas Hong Kong yang menurut UAS berkaitan dengan dugaan terorisme di 2017 lalu.
"Saya kira sudah dari dulu. Ketika kasus 2 jam nongkrong di bandara, terus ada juga di Kudus. Tetapi saya tetap datang meski dibatalkan saat itu di Kudus.
Jadi kalau bisa sebenarnya pihak yang menghadang datang ke panti dan temui anak autis tersebut. Cium tangannya semoga Allah mengampunkan," ungkap Ustaz Abdul Somad.
Tak hanya itu, Ustaz Abdul Somad pun mengunggah profil pribadinya di Instagram agar seluruh pihak tak salah paham dan mencurigai dirinya.
"Kalau orang termakan isu kan kasihan, dia akan terus keliru. Orang keliru berbicara itu berawal dari mendengar dan berpikir," papar Ustaz Abdul Somad.
Menurut Ustaz Abdul Somad, terdapat sebuah hal yang susah dilakukan ketika menghadapi orang yang mencari makannya dari gagal paham.
Tanggapan Kapolda DIY
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Ahmad Dofiri menegaskan kepolisian tak terlibat atas keputusan pembatalan kuliah umum Ustaz Abdul Somad di Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Inikan kebijakan yang punya tempat kalau masalah begitu. Kepolisian dalam hal ini tidak terkait langsung dengan itu, jadi lebih kepada kebijakan yang punya tempat seperti itu. Yang punya tempat misalnya membatalkan, tidak melanjutkan kegiatan itu, monggo silakan yang punya tempat," ujar Dofiri di Mapolda DIY, Yogyakarta, Kamis (10/10/2019).
Ia mengatakan keputusan pembatalan tersebut lebih pada kebijakan dari pemilik tempat acara dan bukannya terkait dengan kepolisian.
Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri saat ditemui di Mapolda DIY, Yogyakarta, Kamis (10/10/2019).
Terlebih, jenderal bintang dua ini menilai pihaknya tak perlu memberikan rekomendasi terkuat penyelenggaraan acara tersebut.
"Tidak perlu kali di masjid (ada rekomendasi). Memang tidak perlu," kata dia.