Resmi jadi Juru Bicara Kepresidenan, Fadjroel Rachman Rayakan Ulang Tahun Pernikahan ke-24
TRIBUNNEWS.COM - Fadjroel Rachman resmi menjabat sebagai juru bicara Presiden Joko Widodo.
Fadjroel Rachman diperkenalkan ke publik sebagai Staf Khusus Presiden Jokowi bidang Komunikasi dan merangkap sebagai juru bicara Presiden, Selasa (22/10/2019).
Bahkan, Fadjroel Rachman resmi menjalankan tugas tersebut sejak Senin (21/10/2019).
"Pada 21 Oktober 2019, akhirnya saya tahu juga penugasan khusus yang diberikan oleh Presiden kemarin."
"Dengan berdasarkan surat keputusan presiden yang ditanda tangani langsung oleh Pak Jokowi, yaitu sebagai Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi dengan pembidangan sebagai juru bicara Presiden," kata Fadjroel seperti dikutip TribunnewsBogor.
Baca: TERBARU Daftar Menteri Kabinet Baru Jokowi: Sri Mulyani Menkeu, Dokter Terawan Menteri Apa?
Resmi menjadi juru bicara kepresidenan sejak hari Senin (21/10/2019), rupanya kabar bahagia juga tengah menyelimuti Fadjroel dan sang istri.
Hal ini lantaran pada hari ini Selasa (22/10/2019) Fadjroel dan sang istri, Poppy Yoeska tengah merayakan ulang tahun pernikahan ke-24.
Melalui sebuah unggahan di akun Instagram miliknya, @fadjroelrachman terlihat mengunggah foto saat dirinya menjadi pengantin lengkap dengan beskap.
Sedangkan sang istri tampil cantik dengan riasan pengantin khas Jawa Tengah.
"Hari ini (Selasa, 22 Oktober), saya @fadjroelrachman dan poppy yoeska merayakan ulang tahun pernikahan ke-24," tulis Fadjroel.
Tak hanya itu, Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk juga meminta doa agar dirinya dan sang istri senantiasa bersama dalam cinta untuk selamanya.
"Doakan kami selalu bersama dalam cinta untuk selamanya.Yang fana adalah waktu kita abadi ~ FR," tutupnya.
Unggahan Fadjroel ternyata mendapatkan respon dari sejumlah warganet.
@adrian.ida : "Aamiin ya Rabbal 'Alamiin... BarakAllahu fiikum Semoga sekeluarga senantiasa sehat wal'afiat sllu serta berbahagia & sakinah mawadah warahmah."
@mommyyanie : "Barakallah pak @fadjroelrachman Semoga sakinah mawadah warahmah...Aamiin."
@anna_sujianto : "Happy anniversary pak langgeng terus....semoga hari ini mendapat kado indah dari pakde @jokowi."
@pangasean : "Hadiah spesial utk ultah pernikahannya pak" kepercayaan Presiden utk mengabdi sbg pembantu beliau", selamat dan sukses."
@rinayuliana_sp : "Selalu samawa ya bang, di blkg pria hebat ada dorongan istri yg hebat."
Baca: Resmi Jadi Jubir Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman Belum Mau Mundur sebagai Komisaris PT Adhi Karya
Baca: Fadjroel Rachman Resmi Jadi Juru Bicara Presiden, Belum Mundur dari Komisaris Utama Adhi Karya
Rangkap 2 Jabatan
Dengan tugas baru yang diembannya tersebut, Fadjroel Rachman menegaskan kalau dirinya tidak mengundurkan diri dari Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
"Tahun 2105 sebenarnya saya sudah ada penugasan khusus kan, sebagai Komisaris Utama di PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk mnjalankan program infrastruktur yang dijalankan melalui kontraktor karya yaitu BUMN," katanya.
Sehingga, kali ini ia pun menjalankan tugasnya dengan merangkap jabatan.
"Jadi ini sebenarnya penugasan khusus kedua dari Presiden kepada saya, yaitu menjadi juru bicara Presiden."
"Tidak ada (mengundurkan diri), ternyata tetap bisa dijalankan secara hukum, jadi tidak ada masalah. Kalau jadi menteri baru saya harus meninggalkan," jelasnya.
"Iya merangkap jabatan," tambahnya.
Sosok Fadjroel Rachman ini bukan sosok baru, ia merupakan aktivis 1998 yang memiliki banyak pengalaman.
Baca: Jokowi Diingatkan Tidak Angkat Menteri yang jadi Beban
Baca: Partai Liberal Justin Trudeau Menang Pemilu di Kanada
Profil Fadjroel Rachman
Berikut profil Fadjroel Rachman yang dilansir Tribunnews dari TribunnewsBogor.com.
1. Latar Belakang
Fadjroel Rachman lahir di Banjarmasin 17 Januari 1964.
Ia memiliki darah Banjar dan Bugis.
Fadjroel Rchman adalah seorang peneliti, penulis, pengamat politik.
Ia juga merupakan aktivis mahasiswa tahun 1980 hingga 1998.
Sejak masih mahasiswa, ia sudah cukup aktif dalam pergerakan mahasiswa.
Bahkan, ia menjadi salah satu aktivis yang turut menuntut turunnya presiden kedua RI, Soeharto pada 1998.
2. Pendidikan
Fadjroel Rachman merupakan Pelajar Teladan sejak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas se-Kalimantan Selatan.
Setelah tamat SMA kemudian dia pergi ke pulau Jawa untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Kimia, lalu Manajemen Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Magister Hukum (Ekonomi) di Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia (lulus dengan predikat Cum Laude).
Fadjroel Rachman adalah Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia (Komunikasi Politik).
3. Bakal Calon Presiden
Publik lebih mengenalnya sebagai sosok kandidat bakal Calon Presiden Independen sejak tahun 2009.
Pada tahun 2015, Fadjroel Rahman diangkat menjadi Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk., BUMN yang bergerak di bidang konstruksi.
Fadjroel merupakan salah satu aktivis pendukung Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.
Dukungan tersebut juga diberikan saat Jokowi maju bersama dengan Jusuf Kalla pada Pilpres 2014.
Baca: Kapolda Jabar Beberkan Penyebab Pipa Pertamina Terbakar di Cimahi
Baca: Komjen Pol Ari Dono Diprediksi Jabat Plt Kapolri sampai Pensiun
4. Pernah Dipenjara pada Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru, ia sempat mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan akibat aktivitasnya menentang pemerintahan Jenderal Besar Soeharto dan Rezim Orde Baru semasa menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung.
Fadjroel Rachman bersama lima rekannya dipindah-pindah dari penjara satu ke penjara lainnya.
Dari Rumah Tahanan Militer Bakorstanasda Jawa Barat, ia dipindah ke Penjara Kebonwaru, lalu ke Penjara Batu di Pulau Nusakambangan, dan terakhir di Penjara Sukamiskin (tempat Ir. Soekarno Presiden Pertama Republik Indonesia dipenjarakan penjajah Belanda).
5. Menulis Esai di Dalam Penjara
Pada tahun 1987-1989, tiga tahun setelah kuliah, Fadjroel Rachman bersama-sama dengan para aktivis mahasiswa lainnya melakukan advokasi untuk petani di daerah Kacapiring, Batununggal, Kota Bandung dan Badega (Kampung Badega, Desa Cipangramatan, Cikajang, Garut).
Masih pada masa represif Soeharto, ia ditunjuk menjadi komandan lapangan dalam aksi long march sejauh 60 kilometer dari Kampus ITB menuju Cicalengka.
Aksi itu sempat dibubarkan oleh polisi dengan menghujani peserta aksi dengan peluru karet.
Fadjroel Rachman bersama kawan-kawannya juga beraksi menolak kedatangan Rudini yang saat itu menjabat sebagai menteri dalam negeri, dan menuntut turunnya Jenderal (purn) Soeharto sebagai Presiden karena kediktatorannya.
Buntutnya Fadjroel Rachman bersama lima rekan lainnya ditangkap.
Mereka mendekam di ruang tahanan Bakorstranasda selama satu tahun sebelum akhirnya dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.
Ia terlibat Gerakan Lima Agustus ITB (1989) yang menuntut penurunan Soeharto dan menjadi tahanan politik berpindah-pindah 6 (enam) penjara termasuk Sukamiskin dan Nusakambangan.
Di balik empat penjara yang dijalaninya, Fadjroel Rachman menulis esai, novel dan puisi.
Puisi-puisi yang dituliskan di balik terali penjara itu kemudian diterbitkan dalam kumpulan puisi Catatan Bawah Tanah dan Sejarah Lari Tergesa.
Mochtar Lubis berminat menerbitkan puisi-puisi yang tercantum dalam pledoinya, kecuali dua puisi yang dianggap terlalu keras pada waktu itu.
Esai-esai penjaranya dimasukkan dalam buku "Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat" dan "Democracy Without the Democrats: On Freedom, Democracy and The Welfare State," lalu novelnya (direncanakan pentalogi) diterbitkan Gramedia Pustaka Utama berjudul "Bulan Jingga dalam Kepala."
Puisi-puisi perjalanannya di Eropa (Berlin dan Amsterdam) diterbitkan dalam antologi puisi "Dongeng Untuk Poppy" yang memenangkan Lima Besar Khatulistiwa Literary Award 2007.
(Tribunnews.com/Sinatrya) (Vivi Febrianti/TribunBogor)