Bahlil Lahadalia dipanggil Presiden Jokowi untuk menjadi calon menteri di Kabinet Kerja jilid 2. Ternyata sebelumnya dia pernah menjadi kuli panggul.
TRIBUNNEWS.COM - Sosok Bahlil Lahadalia ternyata menjadi sorotan saat dirinya dipanggil oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Negara pada Selasa (22/10/2019) kemarin.
Bahlil Lahadalia dipanggil Presiden Jokowi diduga untuk menjadi calon menteri di Kabinet Kerja jilid 2.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini ternyata sebelumnya pernah mengalami kehidupan yang terbilang sulit.
Baca: Sosok Bahlil Lahadalia yang Dipanggil Jokowi ke Istana, Dulu Sopir Angkot kini Punya 10 Perusahaan
Baca: Candaan Jokowi ke Bahlil Lahadalia Jadi Kenyataan
Bagaimana tidak, pria yang berkelahiran Banda, Maluku Tengah, Maluku pada 7 Agustus 1976 ini, pernah merasakan menjadi seorang kuli panggul.
Dikutip dari KompasTV, Bahlil Lahadalia sedari kecil harus banting tulang demi keluarganya.
Ayahnya yang merupakan seorang kuli bangunan, sedangkan ibunya bekerja sebagai buruh cuci, membuatnya harus ikut mencukupi kehidupan keluarganya.
Sejak Bahlil Lahadalia duduk di Sekolah Dasar, ia pernah berjualan kue di sekolahnya.
Baca: Mengenal Bahlil Lahadalia, Mantan Sopir Angkot yang Dipanggil Jokowi ke Istana
Baca: Kadin Sebut Ketua HIPMI Bahlil Lahadalia Cocok Jadi Menteri Jokowi Jilid 2
Dikutip dari TribunnewsWiki.com, Bahlil Lahadalia menempuh pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Papua.
Selain berjualan kue, Bahlil Lahadalia juga pernah menjadi kernet bus saat dirinya masih SMP.
Bahkan, Bahlil punya pengalaman menjadi kuli panggul di pasar.
Tidak hanya itu, ia juga pernah menjadi sopir angkot dan penjual koran saat duduk di bangku SMA.
Baca: Bahlil Lahadalia, Sopir Angkot yang Jadi Bos Perusahaan, Kini Disebut Jokowi Pas Jadi Menteri
Baca: Ketua Hipmi Bahlil Lahadalia Tidak Memikirkan Posisi Menteri Meski Jokowi Menyebutnya Cocok
Pada semester enam, Bahlil Lahadalia mengaku pernah menderita busung lapar.
Semenjak kejadian tersebut, Bahlil Lahadalia semakin menguatkan tekadnya untuk keluar dari kemiskinan.