Inilah profil Edhy Prabowo, Menteri Kelautan dan Perikanan yang gantikan Susi Pudjiastuti. Apa prestasinya?
TRIBUNNEWS.COM - Edhy Prabowo resmi menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menggantikan posisi Susi Pudjiastuti yang selama lima tahun menjadi menteri.
"Urusan ikan, industri perikanan, wisata maritim, wilayahnya ada di bawah beliau," ucap Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengumumkan nama Edhy di Istana Merdeka, Rabu (23/10/2019).
Munculnya nama Edhy Prabowo sebagai menteri di kabinet Jokowi, memang tidak terlalu mengejutkan.
Baca: Susi Pudjiastuti Dapat Kepuasan Kinerja Tertinggi tapi Diganti Edhy Prabowo, Cuitan Bu Susi Trending
Baca: Terkini Daftar Menteri Baru Kabinet Jokowi, Susi Diganti Edhy Prabowo , Tjahjo Diganti Tito
Sebab, sejak isu Gerindra masuk di pemerintahan, Edhy Prabowo menjadi sosok yang diajukan sebagai menteri.
Terbukti, pada Senin (21/10/2019), ia mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto datang ke Istana.
Keduanya kompak memakai kemeja putih sebagai sinyal akan diangkat jadi menteri.
Lantas, siapa Edhy Prabowo dan apa prestasinya?
Apakah bisa menandingi atau lebih baik dari kinerja Menteri Susi?
1. Biodata Edhy Prabowo
Edhy Prabowo lahir di Muara Enim, Sumatra Selatan, 24 Desember 1972.
Ia adalah politikus sekaligus anggota DPR RI dari Partai Gerindra.
Edhy Prabowo pernah bersekolah di SD Xaverius Immanuel (1985); SMP Negeri 1 (1988); SMA Negeri 1 (1991); Universitas Moestopo (1997); dan Swis German University (2004).
Selama di DPR, Edhy Prabowo Ia pernah menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR dan Ketua Fraksi Gerindra di MPR RI periode 2014 - 2019.
2. Mantan Atlet
Edhy Prabowo juga dikenal sebagai atlet pencak silat nasional.
Saat bertemu dengan Prabowo, Edhy Prabowo juga diminta untuk belajar silat setiap akhir pekan di Batujajar, Bandung.
Prabowo merupakan Pendiri Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia.
Menurut Edhy, Prabowo ingin ada penerus yang bisa menjadi pengurus perguruan pencak silat.
Ia pun ikut bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar di Jakarta pada 9 September 1996 sampai 25 September 1996.
"Saat itu saya dapat perunggu," kata Edhy.
Ia sempat kecewa lantaran tidak dapat menyabet medali emas.
"Pak Prabowo nonton. 'Gimana kok bisa kalah?'," katanya.
Setelah pertandingan di semi final, Edhy memutuskan untuk melipur lara dengan pergi ke Malang.
"Dua minggu saya menghindari kehidupan umum. Rupanya saya dicari Prabowo," tutur Edhy.
Tak heran, ia pernah menjabat bidang Pengembangan Prestasi di Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) serta Wakil Ketua Harian Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPSMI).
3. Dipecat dari kesatuan
Jejak karier Edhy Prabowo dimulai pada 1991.
Saat itu, dia berhasil diterima menjadi anggota Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) di Magelang, Jawa Tengah.
Sayang, kariernya di militer hanya bertahan dua tahun.
Edhy Prabowo dikeluarkan karena terkena sanksi dari kesatuan.
Mengetahui dirinya dipecat, keluarga Edhy Prabowo bersedih hingga menangis.
Padahal Edhy Prabowo bercita-cita menjadi tentara.
4. Bertemu dengan Prabowo Subianto
Edhy Prabowo merantau ke Jakarta karena tak ingin mengecewakan keluarga.
Ia pergi bersama 15 orang dan bertemu dengan Prabowo Subianto yang kala itu masih berpangkat Letkol dan menjabat Dangrup III TNI AD, di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Mereka memperkenalkan diri dan melanjutkan pertemuan di kediaman Prabowo Subianto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Di situ malam Senin, bertemu di kediaman beliau ditanya 'Apa keinginan kalian?'"
"Kami mau bekerja terus kuliah. Terus kami mau memperbaiki dosa kita sama keluarga kita," ceritanya.
Edhy dan teman-temannya ditawari pekerjaan di wilayah perbatasan Kalimantan oleh Prabowo.
Upahnya Rp 250 ribu yang pada tahun itu termasuk besar.
Tak hanya ditawari pekerjaan, Edhy Prabowo juga disekolahkan oleh Prabowo.
Ia mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo.
"Kalian ikut saya. Saya biayain cuma makan secukupnya, tidak boleh kalian seperti anak emas," imbuh Edhy mengutip kembali pesan Prabowo.
"Kami diwajibkan kuliah yang benar sama latihan silat," ucapnya.
5. Jadi tangan kanan Prabowo
Seiring berjalannya waktu, Edhy Prabowo menjadi satu di antara orang kepercayaan Prabowo.
Ia menjadi orang yang mendampingi jenderal bintang tiga tersebut saat berdomisili di Jerman dan Yordania.
Termasuk saat datang ke Istana, Senin lalu, Edhy juga mendampingi Prabowo.
Sementara itu, di luar aktivitasnya sebagai politisi, Edhy juga dipercaya membantu Prabowo menjalankan bisnisnya.
Satu di antaranya sebagai presiden direktur dan komisaris PT Kiani Lestari Jakarta.
Ia juga aktif sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), organisasi yang pernah dipimpin oleh Prabowo.
Berikut riwayat pekerjaan dan organisasi Edhy Prabowo:
Riwayat Pekerjaan:
- Koperasi Swadesi Indonesia, Sebagai: Ketua. Tahun: 2009 - 2015
- PT Kertas Nusantara, Sebagai: Ketua Percepatan Pengadaan Log. Tahun: 2007 - 2009
- PT Kiani Lestari, Sebagai: Komisaris. Tahun: 2007 - 2015
- PT Garuda Security Nusantara, Sebagai: Direktur Utama. Tahun: 2005 - 2015
- PT Alas Helau, Sebagai: Direktur. Tahun: 2004 - 2015
- PT Tusam Hutani Lestari , Sebagai: Direktur Utama. Tahun: 2004 - 2015
- PT Swadesi Dharma Nusantara, Sebagai: Komisaris. Tahun: 2000 - 2004
- PT Nusantara Energi, Sebagai: Asisten Direktur Utama. Tahun: 1998 - 2004
Riwayat Organisasi:
- DPP Partai Gerindra, Sebagai: Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan & Pembangunan Nasional. Tahun: 2012 -
- Bidang Pemuda dan Olahraga DPP Partai Gerindra, Sebagai: Ketua. Tahun: 2008 -
- DPP Partai Gerindra , Sebagai: Ketua Bidang Pemuda & Olahraga. Tahun: 2008 - 2012
- Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia , Sebagai: Bidang Pengembangan Prestasi. Tahun: 2007 -
- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, Sebagai: Ketua Diklat. Tahun: 2005 -
- Yayasan Pendidikan Kebangsaan, Sebagai: Sekretaris. Tahun: 2002 -
- Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPSMI), Sebagai: Wakil Ketua Harian. Tahun: 1997 -
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Tribun Jabar)