“Waktulah yang akan menjawab. Tapi pada saat saya diberikan kesempatan dari Pak Presiden untuk membantu generasi berikutnya, saya tidak berpikir dua kali. Saya melangkah ke depan, apapun risikonya,” tegasnya.
Dalam pidatonya, Nadiem Makarim memandang saat ini generasi muda Indonesia hidup di dalam dunia yang tidak mudah, bising dan penuh godaan.
Di dalam kegaduhan tersebut sering sekali suara hati generasi muda terabaikan.
Nadiem Makarim dalam pidatonya juga mempunyai keyakinan pemuda Indonesia mampu sadar di hatinya masing-masing, ke mana tujuan mereka ingin melangkah.
Ada hal yang harus diperhatikan untuk generasi milenial sekarang.
Bahwa dari segala gangguan dan godaan tersebut jangan jadikan generasi muda merasa takut dipermalukan, takut dimusuhi, atau takut gagal.
“Kawan-kawan pemuda, satu-satunya kegagalan adalah kalau kita hanya diam di tempat. Dan satu-satunya kesuksesan adalah kalau kita terus melangkah ke depan. Kita mungkin tersandung-sandung, kita mungkin jatuh, tapi kita tidak akan tiba di tujuan hati kita kalau kita tidak melangkah bersama,” seru Mendikbud dalam pidatonya.
Baca: Jadi Menteri Termuda, Nadiem Makarim Akui Ada Orang yang Pertanyakan Kemampuannya
Nadiem dalam akhir pidatonya juga berpesan untuk generasi muda agar tidak hanya menunggu dunia berubah, karena dunia ada di tangan pemuda.
“Asal kita berani melangkah, kita tak akan pernah kalah,” imbuhnya.
Seusai upacara peringatan Sumpah Pemuda di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem melakukan swafoto (wefie) dengan pegawai Kemendikbud yang menjadi peserta upacara. (Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)
Empat pesan Nadiem Makarim untuk generasi muda
Nadiem Makarim mengatakan saat ini generasi muda atau yang dikenal dengan istilah generasi milenial memiliki kesempatan terbuka melakukan hal yang sesuai keinginan masing-masing.
Baca: Hari Sumpah Pemuda - 6 Artis Keturunan Pahlawan Nasional, Maia Estianty Hingga Karina Salim
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 mengangkat tema “Bersatu Kita Maju”.
Tema ini diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada 1928 dalam Sumpah Pemuda bahwa kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa hanya dengan persatuan.