TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju diduga masuk dalam skandal kasus Panama Papers.
Sejumlah menteri tersebut diantaranya Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, serta Menteri Komunikasi dan Informasi Jhonny Plate.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh peneliti ICW Egi Primayoga.
Menurutnya, sejumlah menteri Presiden Jokowi tersebut terlibat saat mereka menduduki posisi penting dalam perusahaan yang dipegangnya.
"Ini sebetulnya hanya reminder bahwa terdapat orang-orang di Indonesia yang tersangkut dalam kasus panama papers dan paradise papers. Saat ini ada empat orang di antaranya yang menjabat sebagai menteri," ujar Egi kepada wartawan, Selasa (29/10/2019).
Baca: PDIP Ungkit Nazar Amien Rais Jalan Kaki dari Jogja ke Jakarta Jika Jokowi Menang Pilpres
Baca: Prabowo Tuding Kebocoran Anggaran, Tim Jokowi Ungkit Skandal Panama Papers
Luhut yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, kata Egi, saat itu Jenderal TNI Purnawirawan tersebut tercatat sebagai Direktur Mayfair International Ltd. Perusahaan offshore ini didirikan pada 29 Juni 2006.
Selain itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun disebut-sebut masuk dalam jajaran nama skandal Panama Papers.
Mantan bos Inter Milan itu disebut-sebut terkait transaksi keuangan Astra Internasional selama 40 tahun (1977-2015).
Kemudian, Egi menyebut Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto pun disebut-sebut dalam barisan skandal Panama Papers.
Baca: Mengenal Sosok Boy Thohir, Kakak Menteri BUMN Erick Thohir, Hartanya Mencapai Rp 24 Triliun
Prabowo disebutkan pernah menjadi direktur dan wakil pimpinan Nusantara Energy Resources yang berkantor di Bermuda.
Perusahaan yang terdaftar pada 2001 ini tercatat sebagai penunggak utang, dan ditutup pada 2004.
Perusahaan di Singapura yang namanya juga Nusantara Energy Resources kini adalah bagian dari Nusantara Group, dan sebagian dimiliki oleh Prabowo.
Tak hanya itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Jhonny G Plate pun disebut-sebut masuk dalam daftar skanda Panama Papers.
Nama Johnny dihubungkan dengan perusahaan di British Virgin Islands, sebab sebelum menjadi politikus Johnny merupakan petinggi di sejumlah perusahaan di antaranya Komisaris PT Air Asia (2005-2013), Komisaris Utama PT Aryan Indonesia (2007-2013), Direktur Utama PT Air Asia Investama (2012-2013).