Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga menegaskan akan arti penting seorang guru. Kehadiran guru sebagai seorang pendidik menjadi syarat penting lahirnya pendidikan berkualitas di tanah air. Oleh karena itu negara harus hadir untuk menjamin kesejahteraan para guru sehingga mereka optimal dalam mendidik murid-murid mereka.
“Mohon ma’af berkembangnya radikalisme di tanah air menurut saya karena banyak orang saat ini mencari ilmu tidak melalui guru, namun sekedar membaca sepenggal informasi dari google,” katanya.
Pendidikan di Indonesia, kata Huda juga harus mengedepankan proses daripada sekedar hasil instan. Oleh karena itu tahapan dan jenjang pendidikan harus diatur dengan jelas, sehingga peserta didik saat lulus benar-benar merupakan manusia utuh dengan yang matang baik secara intelegensi maupun emosi.
“Pendidikan berkualitas itu membutuhkan waktu panjang sehingga kualitas lulusan tidak hanya cerdas secara intelegensi tapi juga cerdas secara emosional,” katanya.
Sementara itu Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar menyebut kehadiran menteri-menteri muda sebagai mitra Komisi X akan menjadi tantangan tersendiri.
Kehadiran orang-orang muda kreatif seperti Nadiem Makarim yang menakhodari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Whisnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menuntut kecepatan dan ketepatan anggota Komisi X dalam mengimbangi langkah mereka.
"Komisi X akan hadapi tantangan baru salah satunya menteri usia 35 tahun. Menantang, menarik, berani. Saya tidak tahu kenapa Pak Nadiem (Makarim), mungkin karena kreativitasnya, tetapi bagaimanapun pandangannya tergantung Komisi X," kata Muhaimin di hadapan hadirin rapat.
"Juga Wishnutama, menarik, menantang, berani juga penuh tantangan. Orang kreatif jadi menteri,"katanya.