TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan adanya kelalaian dalam pengisian e-budgeting APBD DKI Jakarta 2020.
Sehingga satu di antaranya muncul kejanggalan pada anggaran lem aibon.
Dari mana angka janggal ini muncul? Apakah niat penginput yang tidak baik, teledor, atau sistem?
"Ya kombinasi dari semuanya," ujar Anies, dilansir dari kanal YouTube KompasTV, Sabtu (2/11/2019).
Anies Bawesdan juga menyebut kesalahan dalam input anggaran APBD DKI Jakarta 2020 merupakan kesalahan kombinasi dari semuanya.
Ia juga menyebut kejadian semacam ini sudah terjadi sejak lama.
Terkait hal ini, Anies mengaku pihaknya setiap saat menyisir seluruh anggaran yang tidak masuk akal.
Pihaknya melakukan penyisiran anggaran ini dilakukan secara manual.
Baca: Anies Baswedan Dijadwalkan Buka Kongres Partai NasDem Pekan Ini
Jadi ini adalah kejadian yang berulang dari tahun ketahun dan kita menyisir satu-satu mata anggaran itu, dilihat mata anggaran yang tidak logis, tidak masuk akal, itu semua tidak termasuk bagian dari prioritas atau sesuatu yang harus dikerjakan.
"Kita sudah menemukan problem ini sejak tahun-tahun sebelumnya," ujar Anies Bawesdan.
Selanjutnya, semua itu di review satu-satu secara manual yang sebenarnya data itu sudah tersedia secara digital.
Namun menurut Anies, sistem ini merupakan sistem digital yang tidak canggih.
Sebelumnya Anies juga sudah memanggil pihaknya yang terkait permasalahan ini beberapa jauh sebelum screen capture itu beredar.
Baca: Anies Baswedan Angkat Bicara Soal Anggaran, Kenapa Ini Bisa Terjadi?
Tujuannya untuk memastikan bahwa sistem yang ada sekarang untuk anggaran nantinya yang dihasilkan itu adalah anggaran yang mencerminkan rencana pembangunan, kepentingan publik, dan menyelesaikan masalah.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (1/11/2019). Nilai fantastis belanja alat tulis kantor, salah satu pos yang Anies soroti ialah bengkaknya rancangan anggaran belanja alat tulis kantor.
Tak tanggung-tanggung, secara jumlah anggaran belanja ATK tahun 2020 meroket hingga Rp 1,6 triliun dari tahun 2019 sebesar Rp 349 miliar.
Baca: Kepala Bappeda Mundur, Anies Pastikan Tak akan Hambat Penyusunan Anggaran
"Dari Rp 349 miliar, tahun depan Rp 1,6 triliun, abracadabra atau gimana? Bagaimana kita menjelaskannya, Bapak Ibu sekalian? Ini namanya self humiliation. Ini namanya mempermalukan diri sendiri," tambahnya.
Lem aibon, berdasarkan keterangan yang tertulis dalam dokumen tersebut, merupakan satu komponen yang ada dalam daftar kebutuhan alat tulis kantor (ATK) dan akan dibagikan kepada 37.500 murid di Jakarta.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)