News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menurut Pengamat, Manuver Nasdem Hilangkan Honeymoon di Kabinet Jokowi

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (keempat kiri) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) saat menghadiri Kongres II dan Hut ke-8 Partai Nasdem di Jakarta, Jumat (8/11/2019). Kongres II Partai Nasdem tersebut mengambil tema 'Restorasi Untuk Indonesia Maju'. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dinilai melihat sosok Anies Baswedan sebagai calon pemimpin masa depan, dan di sisi lain melihat sosok Presiden Joko Widodo sebagai masa lalu yang sudah selesai.

Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, Anies termasuk salah satu yang membacakan naskah restorasi Nasional Demokrat.

Kehadiran Anies di acara Nasdem beberapa hari lalu bisa dilihat sebagai bangunan komunikasi politik hingga Pilpres 2024.

"Pada 2022, saya duga sudah dimulai arah ke pilpres 2024. Dan bagi Nasdem, Anies ini sedang di atas daun, setiap hari diberitakan media. Dan it's ok kalau Anies adalah masa depan bagi Surya Paloh, Pak Jokowi sudah selesai. Wajar kalau Surya kepincut lah," kata Pangi.

Baca: Eks Ketua Umum Nasdem Kecewa Surya Paloh Beri Panggung ke Anies Baswedan Saat Pembukaan Kongres

Baca: Jokowi Sindir Pelukan Surya Paloh dan Sohibul, Ini Penjelasan Istana

Menurut Pangi, berbagai manuver Nasdem belakangan ini bisa dipahami sebagai akumulasi sakit hatinya terhadap berbagai keputusan Jokowi belakangan ini.

Dari lepasnya jabatan jaksa agung yang dulu diduduki kadernya, masuknya Gerindra ke kabinet, dan berbagai saling sindir serta gimmick politik melibatkan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.

Baginya, manuver-manuver politik demikian sama sekali tidak sehat. Bahkan Pangi menyebutnya sudah terjadi 'korslet' di internal koalisi pemerintahan.

"Inikan sudah tidak sehat sih ke depannya. Di internal parpol koalisi sendiri saling sindir. Sehingga kabinet Jokowi tak ada honeymoon. Sudah banyak korsleting, arus pendek yang menyemburkan asap di mesin koalisi. Sebenarnya tak baik," kata dia.

Lebih jauh, Pangi menyatakan memang belum bisa disebut bahwa Nasdem akan tidak loyal kepada pemerintahan Jokowi ke depan.

Diperlukan fase panjang sebelum memastikan siapa yang sebenarnya loyal atau tak loyal kepada pemerintahan.

Namun, Pangi mengatakan tak bisa dibantah pula bila ada sinyal kuat Nasdem akan mengikuti langkah PKS dan PAN di era pemerintahan SBY dahulu.

"Jadi dia di dalam pemerintahan, tapi merecoki juga dari dalam. Tak tegak lurus terhadap presiden. Banyak berbeda kebijakan dengan pemerintahan, khususnya lewat parlemen. Memang ada gelagat ke sana. Tapi butuh waktu untuk benar-benar memastikannya," ujar Pangi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini