Nama dari 'Gelora' sendiri ikut dikomentari oleh Adi, menurutnya nama partai baru Fahri hamzah sedikit funky dan modern.
"Kalau melihat judul dan nama dari partai politik ini memang agak sedikit funky, sedikit modern dan jauh dari kesan-kesan agama. Gelora dalam kutipan-kutipan lagu popoler sering kita dengar nama ini bahkan dalam lagu dangdut pun juga iya. Logonya pun hilang dalam pesan-pesan agamis," ujarnya.
Adi pun menjelaskan bagaimana sejak awal terbentuk partai ini terkesan memang inklusif dan terbuka bagi siapa saja
"Artinya memang Bang Fahri, Anis Matta, sejak awal mendeklarasikan Partai Gelora ini adalah partai yang inklusif dan terbuka bagi siapa saja," katanya.
Adi juga membandingan dengan partai pendahulu Fahri Hamzah, PKS.
"Tinggal bagaimana resultante dan aplikasinya di bawah. Jangan misalnya seperti PKS ingin terbuka tapi komposisi strukturnya di DPP itu tidak ada yang non muslim misalnya, semuanya orang Islam," ujar Adi.
Adi memberi pesan jika dari jajaran pengurus dan komposisinya juga harus memberi gelombang rakyat dari berbagai kepentingan.
"Varian-varian pengurus, struktur dan komposisinya mencerminkan apa yang ada dalam gelora itu. Gelombang rakyat dari berbagai kanal kepentingan," tuturnya.
(Tribunnews.com/Inza Maliana)