Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Politik, M Qadari mengaku penasaran dengan latar belakang politisi muda dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana.
Sebelumnya, William berani dengan lantang mengkritik Anies Baswedan atas kejanggalan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Qadari, William merupakan sosok yang fenomenal.
"Saya penasaran sama William ini, dinda William ini rising star ya, fenomenal. Baru dilantik sudah langsung hits," ucap Qadari.
Ia juga menanyakan usia hingga background pendidikan dari sosok William ini.
Pertanyaan tersebut ia lontarkan saat diundang dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (12/11/2019).
Baca: Kronologi dan Daftar Korban Tewas Kecelakaan Bus Sinar Jaya dan Bus Arimbi di Tol Cipali
"Pertama saya mau nanya, usianya berapa?," tanya Qadari.
"23 (tahun) pak," jawab William.
"Tolong diulang yang kenceng," kata Qadari.
"23 (tahun) pak," ucap William mengulangi.
Lantas, Qadari meminta para penonton memberikan tepuk tangan.
Menurutnya, di usia yang masih relatif muda, William sudah memiliki keberanian untuk berbicara di depan para elite politik.
"Tepuk tangan dulu buat William, saya salut untuk dinda usia 23 tahun tapi bisa berbicara dengan begitu lancar dan lantang," jelas Qadari.
Lantas, Qadari menggoda mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat yang kala itu hadir dalam acara itu.
"Di sebelahnya tidak kalah pamor dengan Djarot Saiful Hidayat yang usianya 24 (tahun)? Oh 25 (tahun)," goda Qadari pada Djarot.
Baca: Foto-Foto: Kecelakaan Maut Bus Sinar Jaya dan Arimbi di Tol Cipali KM 117
Inggard Joshua, Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta yang kala itu juga hadir di ILC pun tak luput dari godaan Qadari.
"Untuk perbandingan sedikit karena saya kira ini (William) anak di sana (Inggard) bapak, Pak Inggard usia berapa? 63 (tahun) luar biasa, tepuk tangan buat DPRD DKI Jakarta ya," sambung Qadari.
"Dari 23 (tahun) sampai ke 63 (tahun)."
Qadari lantas menyebut William dan Inggard merupakan para milenial, namun dari generasi yang berbeda.
"Beliau berdua ini sama-sama milenial, bedanya ini junior milenial, itu senior milenial," kata Qadari.
"Jadi luar biasa untuk (William) usia 23 tahun."
Tak berhenti sampai di situ, Qadari lantas kembali menanyakan latar belakang William.
Qadari mengaku dibuat penasaran terhadap William yang memiliki keberanian tinggi membongkar APBD janggal DKI Jakarta.
"Tanya lagi, saya pengin memahami Anda ini siapa dan kenapa berani-beraninya kayak gitu? Pendidikan apa di mana?," lanjut Qadari bertanya.
"S1 (sarjana -red) pak (jurusan) Hukum di UI (Universitas Indonesia)," jawa William.
Mendengar jawaban tersebut, Qadari kembali bertanya.
"Oh ya pantas," terang Qadari.
"Pekerjaan sebelum masuk DPRD DKI Jakarta?," lanjut Qadari.
William mengaku belum pernah bekerja di tempat lain.
Sebelum menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, William mengaku berprofesi sebagai mahasiswa.
"Mahasiswa pak," jawab William.
"Apakah Anda sekarang masih mahasiswa UI?," tanya Qadari.
William pun mengaku telah resmi lulus dari universitas dan kini berprofesi sebagai politisi.
"Enggak, sudah lulus," jawab William.
"Alhamdulillah, jadi DPRD ini adalah pekerjaan pertama secara resmi?," tanya Qadari.
"Betul," jawab William.
Baca: Cerita Awal Simpang Siurnya Jumlah Korban Tewas Kecelakaan di Tol Cipali
Mengetahui usia dan pendidikan William itu, Qadari lantas meminta penonton memberikan tepuk tangan untuk politisi berusia 23 tahun itu.
"Tepuk tangan sekali lagi, saya baru pertama kali bertemu, baru lulus langsung jadi anggora DPRD ya, duduk semeja dengan Gubernur dengan Pak Sekda (Sekertaris Daerah), luar biasa," ucap Qadari.
Menanggapi ucapan Qadari, Karni Ilyas selaku pembawa acara pun memberikan komentarnya.
"Baru lulus, saya yang lulus 70 (1970 -red) aja enggak pernah duduk di dewan," kata Karni Ilyas.
"Itu kan hebat, Bang Karni aja pengin tapi enggak bisa," sahut Qadari.
Melihat keberanian William, Qadari mengingatkan jika apa yang dilakukan oleh William akan menimbulkan banyak pandangan.
Menurutnya apa yang ditudingkan William ke Anies Baswedan bisa berbalik kepadanya.
"Dalam tanda kutip ini serangan politik Pak Anies untuk," ujarnya.
Qadari berpesan Wiliam untuk siap menerima tuduhan tersebut.
"Wiliam juga harus siap dengan tuduhan," lanjut Qadari.
Kritikan William terkait APBD DKI Jakarta
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana menilai jika kegaduhan atas APBD DKI Jakarta terletak pada political will dari Gubernur Anies Baswedan dalam masalah transparansi anggaran.
Menurutnya, cara yang paling tepat untuk mengakhiri perdebatan APBD DKI Jakarta dengan mengunggah dokumen APBD 2020 ke website.
William menjelasakan masyarakat memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut.
"Ini uang rakyat dari pajak rakyat,"
"Harus ada akses untuk melihat penggunaan uang rakyat untuk apa saja," jelasnya.
Baca: Terkait Bom di Polrestabes Medan, Wakapolda: Masih Mengambil Keterangan Pihak yang Diduga Terkait
Selain itu, dengan mengunggah dokumen anggaran ke website juga bisa mengajak masyarakat pro aktif dalam berjalannya roda pemerintahan.
Menurut William hak untuk mengkoresi anggaran tidak hanya terletak di DPRD saja, masyarakat pun juga bisa melakukan hal yang sama.
"Masyarakat memiliki waktu untuk mengkritisi," ujarnya.
William mengaku akan terus mendesak Gubernur Anies Baswedan untuk segera mempublikasikan dokumen APBD DKI Jakarta.
"Mendesak segera mempublikasi anggaran tersebut," tandas William. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Di ILC, Pengamat Politik Ini Tanya Biodata Politisi PSI William Aditya: Anda Siapa Berani-beraninya?
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Tribunwow/Jayanti Tri Utami)