Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi bom bunuh diri yang dilakukan RMN (24) di Mapolrestabes Medan semakin menegaskan bila polisi menjadi target kelompok teroris.
Pakar Intelijen Soleman Ponto menjelaskan alasan mengapa polisi selalu menjadi target teroris.
"Kalau saya melihat memang sekarang ini sudah bergeser kepada polisi karena selama ini yang di depan selalu polisi terus," kata Soleman dalam diskusi Forum Jurnalis Merah Putih di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019).
Baca: Polisi Ungkap DA Istri Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Sudah Rencana Akan Meneror Bali
Selain itu, upaya penindakan yang dilakukan polisi terhadap pelaku tindak terorisme menurut Soleman juga membuat para teroris terpacu untuk mengalahkannya.
"Densus telah menembak terduga teroris, turun diikuti polisi dengan senjata lengkap, dengan ini tentu para pelaku teroris ingin lihat yang sedang mengatasi ini. Inilah yang bagi mereka menjadi tantangan," kata Soleman.
Soleman menambahkan bagaimana polisi tampil di muka publik dengan membawa senjata lengkap seolah ada musuh dimana-mana.
Baca: Dishub DKI Siapkan Sanksi Denda Rp 500 Ribu Bagi Pengguna Grabwheels yang Melanggar
Menurutnya tidak bisa polisi berpenampilan terus-menerus seperti itu.
Pakar Intelijen tersebut mengajak masing-masing pihak untuk saling introspeksi diri terkait pandangan tentang polisi di mata teroris tersebut.
Baca: Densus Geledah Rumah Terduga Teroris Depok, Ditemukan 7 Paspor dengan Identitas yang Berbeda
"Seakan-akan semuanya ada musuhnya, sekarang akhirnya bergeser ke sana (cara polisi tampil di muka publik) karena penampilannya. Coba kalau penampilannya polisi seperti biasa saja, akan beda," ujarnya.
"Karena ini banyak nama (tim kepolisian) mengakibatkan sudah bergeser masalahnya ke sana (cara polisi tampil di muka publik), kita seharusnya introspeksi," tambah Soleman.