News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyebab Gempa dan Tsunami di Laut Maluku, dan Berikut Sejarah Panjangnya

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laut Maluku

Akumulasi medan tegangan di sepanjang jalur Punggungan Mayu inilah yang pada akhirnya memicu terjadinya dislokasi batuan dalam lempeng.

Di zona inilah terdapat banyak sebaran pusat-pusat gempabumi dengan mekanisme sesar naik, seperti halnya peristiwa gempabumi kuat yang terjadi tadi malam juga dicirikan dengan mekanisme sumber sesar naik (thrust fault).

Gempa ini hanya menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah di Manado dan sekitarnya, serta memicu tsunami kecil di Bitung, Halmahera, dan Ternate.

Mengapa tsunami yang terjadi hanya tsunami kecil padahal kekuatan gempanya M=7,1?

Hal ini dapat dijelaskan bahwa gempa dengan slip yang relatif dalam, membuat eksitasi terhadap tsunami lebih kecil jika dibandingkan dengan slip yang terjadi di kedalaman lebih dangkal.

Selain itu, dapat juga dijelaskan juga bahwa pada kasus gempa tadi malam, energi akibat kompresi yang terjadi pada salah satu slab lempeng tidak seluruhnya terakumulasi di zona gempa, tetapi juga disebarkan ke bagian slab lempeng pada zona subduksi di sebelahnya.

Kondisi ini berbeda dengan sistem tektonik di zona subduksi kebanyakan, dimana energi yang terakumulasi di zona gempa hanya terkonsentrasi pada satu slab lempeng saja, sehingga potensi gempa yang dapat memicu tsunami tentu menjadi lebih besar.

Namun demikian, secara umum kawasan Laut Maluku tetap merupakan zona rawan gempa dan tsunami yang patut diwaspadai.

Baca: Penjelasan BMKG soal Pengukuran Tsunami Setinggi 10 cm dan 6 cm di Bitung dan Ternate

Sejarah Gempa dan Tsunami

Ilustrasi gempa bumiĀ (ntnews.com.au)

Catatan sejarah menunjukkan bahwa kawasan Laut Maluku beberapa kali terjadi gempa kuat dan merusak. Gempa Sangir 1 April 1936 adalah catatan gempa dahsyat yang pernah terjadi di zona ini, karena guncangannya mencapai skala intensitas VIII - IX MMI yang merusak ratusan rumah.

Selain itu, Gempa Pulau Siau pada 27 Pebruari 1974 juga memicu longsoran dan kerusakan banyak rumah di berbagai tempat.

Terakhir adalah Gempa Sangihe-Talaud pada 22 Oktober 1983, dimana gempa ini merusak banyak bangunan rumah.

Zona sumber gempa Laut Maluku juga memiliki catatan sejarah tsunami destruktif, seperti:

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini