Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Operasi pemisahan bayi kembar siam Ardan dan Ardi Firdaus, Dr. Edy Jo Siswanto menyebut kedua bayi yang kini sudah dipisahkan bakal berada satu pekan sampai 10 hari di ruangan ICU.
"Perawatan di ICU akan dievaluasi sampai mereka stabil. Kami akan diobservasi apakah bayi akan bisa bernapas baik dengan sendiri tanpa bantuan sendiri dan untuk indung dan makan. Itu menjadi standar bisa keluar ICU," kata Edy di RSAB Harapan Kita, Jakarta Barat, Sabtu (16/11/2019).
Kendati operasi pemisahan telah berhasil, Edy menyebut pemantauan kondisi terhadap Ardi dan Ardan akan terus dilakukan, minimal hingga usia mereka lima tahun.
"Kita pantau mulai dari berat badan. Otak juga kita perhatikan kualitasnya jadi tidak sekedar tumbuh," katany
Dikatakannya, pemantauan terhadap kondisi Ardi dan Ardan juga akan melibatkan fisioterapi. Sebab, kondisi Ardi dan Ardan yang dempet sejak lahir membuat beberapa saraf sedikit bermsalah
"Jadi akan ada beberapa fisioterapi tulang punggung dan lain-lain," pungkas Edy.
Adapun, operasi pemisahan bayi kembar siam berusia 14 bulan, Ardi Firdaus dan Ardan Firdaus di RSAB Harapan Kita, berhasil dilaksanakan selama kurang lebih 10 jam dari awal atau 5 jam terhitung dari sayatan pertama.
Operasi pemisahan bayi Ardi-Ardan ini melibatkan 30 dokter spesialis yang berasal dari berbagai macam rumah sakit.
Direktur RSAB Harapan Kita dr. Didi Danukusumo mengatakan dokter spesialis yang dilibatkan antara lain dari Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, RSCM, Pusat Kanker Nasional Dharmais, RSPAD Gatot Subroto.
Sementara itu, jalan panjang operasi pemisahan bayi Ardi dan Ardan ini bermula dari orang tua Ardi dan Ardan Hesti Novianti yang membuka penggalangan dana di platform penggalangan dana Kitabisa.com.
Penggalangan dana yang dibuka 23 Agustus 2019 itu pun viral. Karena itulah mereka mampu mengumpulkan dana sebesar Rp1,1 miliar untuk operasi buah hati pasangan tersebut..