Salim mengatakan, untuk menjadi partai yang mendapatkan perolehan suara bukanlah perkara mudah.
Terlebih lagi, PKS telah tegas menyatakan tetap menjadi oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo selama lima tahun ke depan.
"Tantangan kita ke depan semakin berat. Tapi yakinlah, semakin berat tantangan, peluangnya pun semakin besar. Asal kita optimis," ucapnya.
Salim pun meminta agar semua kader PKS untuk menjalin komunikasi dengan semua kelompok masyarakat. Ia menekankan bahwa membangun tali silaturahim dengan tokoh lintas partai penting dilakukan untuk membangun kerja sama.
"Pesan saya, tingkatkan silaturahim kepada seluruh masyarakat. Bagaimana kita membangun tali silaturahim, berkunjung, membangun kerja sama antarpartai, tokoh, dan masyarakat," kata Salim.
Seperti diketahui, pada Pemilu 2004, PKS memperoleh 8.149.457 suara. Perolehan suara PKS meningkat perlahan dari 8.204.946 suara pada Pemilu 2009 dan 8.480.204 suara pada Pemilu 2014.
Kemudian, pada Pemilu 2019, PKS mengalami peningkatan perolehan suara sebesar 3 juta dari pemilu sebelumnya, yakni 11.493.663 suara.
Berdasarkan perolehan suara tersebut, PKS berada di posisi keenam dari sembilan parpol yang berhasil masuk ke DPR.
Bangun kekuatan oposisi
Sekjen PKS Mustafa Kamal menuturkan bahwa partainya akan menjalin komunikasi dengan sejumlah partai dalam beberapa bulan ke depan.
Hal itu dilakukan agar PKS tak sendirian dalam membangun kekuatan oposisi terhadap pemerintah.
"Kami akan silaturahim dengan berbagai partai. Juga ada yang berkunjung ke PKS. Kami akan jadwalkan terus dalam beberapa bulan ke depan," ujar Mustafa saat ditemui di sela-sela Rakornas.
Menurut Mustafa, partainya akan mulai menjalin komunikasi dengan partai politik yang berada di luar pemerintahan, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Berkarya.
Ketiga partai tersebut merupakan mitra koalisi PKS yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.