Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut tujuh staf khusus presiden dari kalangan milenial, nantinya menjadi penyambung atau jembatan Presiden Joko Widodo ke anak muda.
"Presiden ingin ada jembatan antara istana dengan publik, senior dengan junior, orang yang gagap teknologi dengan pemikiran maju teknologi," tutur Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, akhir pekan ini.
Menurut Moeldoko, pemikiran-pemikiran anak muda saat ini dibutuhkan pemerintah dalam menjalankan programnya dan sebaliknya, apa yang dikerjakan pemerintah perlu juga tersampaikan secara baik ke masyarakat.
"Sekarang milenial jumlahnya sangat banyak, pemikirannya kadang-kadang buat kaget, makanya harus terakomodasi dengan bagus. Kami tidak bisa membatasi apalagi menutup diri atas pikiran anak muda," ujar Moeldoko.
Mantan panglima TNI itu menyebut, diangkatnya staf khusus dari kalangan milenial sama dengan mengajak anak-anak muda terlibat dalam pembangunan nasional.
"Jadi keterlibatan mereka di Istana, keterlibatan secara nasional, mewakili teman-teman kita di berbagai daerah, mewakili teman-teman muda yang ada di berbagai daerah. Sehingga melalui teman-teman ini bisa semuanya terkonektivitas," tutur Moeldoko.
Baca: Cerita Gracia Billy Mambrasar Jadi Staf Khusus Presiden, Tidak Sadar Telah Melewati Proses Seleksi
Baca: Staf Khusus Jokowi, Aminuddin Maruf Siap Laporkan LHKPN Jika Diminta KPK
Baca: Imbauan Moeldoko Terkait Reuni 212 di Monas
Saat pengenalan tujuh staf khusus presiden dari kalangan milenial, Jokowi mengatakan, mereka akan menjadi teman diskusi secara berkala untuk mencapai sebuah lompatan menuju Indonesia maju.
"Mereka akan berikan gagasan segar inovatif, sehingga bisa cari cara baru yang melompat untuk kejar kemajuan, sekaligus menjadi jembatan saya bagi anak muda, santri muda, diaspora yang tersebar di berbagai tempat," ujar Jokowi.
"Saya yakin dengan gagasan segar dan kreatif, kita akan melihat nanti gagasan itu apakah bisa diterapkan dalam pemerintahan," sambung Jokowi.