TRIBUNNEWS.COM - Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan alasan pemilihan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Menurut Arya Sinulingga, Ahok memiliki karakter yang dibutuhkan untuk mengawasi dan memimpin perusahaan BUMN.
Ia bahkan menyebut Ahok sebagai 'ketua kelas'.
Lantas, apa maksud ucapan Arya Sinulingga itu?
• Sayangkan Keputusan Menteri BUMN, Ferdinand Hutahaean Pesimis Ahok Pimpin Pertamina, Ini Alasannya
• Soroti Pembangunan Kilang Minyak Pertamina, Politisi Nasdem Beri Tantangan pada Ahok: Berani Enggak
Dikutip TribunWow.com dari tayangan YouTube Talk Show tvOne, Minggu (24/11/2019), Arya Sinulingga menyebut Kementrian BUMN tak bisa mengawasi semua perusahaan.
"Karena enggak mungkin kementrian itu day to day mengurus semua BUMN, semua direktur itu ditangani oleh kementrian, itu sesuatu yang konyol," jelas Arya.
Lantas, Arya menyinggung soal jumlah perusahaan yang dimiliki BUMN.
"Apalagi kita punya 142 BUMN ditambah yang mirip seperti BUMN tetapi kekuatannya sama gitu ya, ditambah anak perusahaan dan cicitnya yang mencapai 800an itu, kalau ditangani langsung oleh kementrian itu konyol," ujar Arya.
Hal itu lah yang disebut Arya melatarbelakangi pihaknya memilih tokoh yang dapat mengontrol semua perusahaan BUMN.
"Makanya kami kementrian yang bertugas untuk menentukan orang-orang sebagai stake holder, dalam hal ini komisaris, nah komisaris ini yang kami fungsikan," kata Arya.