TRIBUNNEWS.COM - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu mengatakan ia tahu persis ada mafia migas.
Sebelumnya, ia membantah anggapan beberapa pihak yang mengatakan mafia merupakan hantu yang dibuat.
Ia menegaskan, mengetahui secara pasti keberadaan mafia.
"Mafianya itu adalah selalu mengobjektifkan kepentingan subjektif lewat kekuasaan," ungkap Said Didu saat hadir sebagai narasumber di acara ILC TvOne, Selasa (26/11/2019).
Dari penuturan Said Didu, diketahui sistem kerja dari mafia serupa simbiosis.
"Kalau penguasanya mau, pasti mafianya bisa," tuturnya.
Said Didu juga mengatakan ia yakin pemberantasan mafia merupakan komitmen bersama dalam harapan Indonesia Maju.
Mantan Staf Khusus Menteri ESDM tersebut menegaskan mafia migas hingga kini masih ada.
Ia menerangkan seorang mafia bekerja di dalam regulasi dan tidak melawan hukum.
Baca : Ciputra Berpulang, Cerita Cara Kelola Perusahaan Semasa Krisis ' Karyawan Saya Nangis'
Mafia di Perhitungan Subsidi Migas
Said Didu bercerita bagaimana mafia bermain terkait pengadaan migas yang disubsidi.
Diketahui, dulu subsidi menggunakan Morf plus alfa.
Rupanya, Morf adalah harga rata-rata di Singapura.
Diketahui Singapura merupakan penghasil premium terbesar dan mempunyai kilang.
Said Dudu menuturkan pernah memprotes kepada menteri yang waktu itu menjabat, soal pemakaian 3 spot minyak supaya terjadi persaingan.
Baca : Said Didu Sebut 5 Persoalan Besar Pertamina hingga 4 Tugas Ahok, Supaya BTP Ada Manfaatnya
Namun, ia justru diusir keluar oleh menteri tersebut saat rapat berlangsung.
Said mengatakan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) merupakan anak perusahaan Pertamina yang bermain dalam subsidi premium di Singapura.
PT Petral merupakan pihak yang membuat regulasi, sehingga rangkaian inilah yang disebut cara kerja mafia.
Said Didu menjelaskan, cara kerjanya tidak berbeda jauh dengan yang terjadi di Pertamina.
"Begitu juga caranya. Aturan pengadaan migas di Pertamina itu mungkin tiap tiga hari, empat hari diganti," tuturnya.
Ia lantas mengutarakan pendapatnya terkait Ahok yang ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Sebagai Komut, Ahok harus berhasil memberantas mafia migas.
"Jadi kalau Ahok memang mau memberantas mafia, kalau dia gagal makan dia menjadi bagian dari mafia," ujar Said Didu.
Menurut Said Didu, kegagalan Ahok akan dinilai sebagai perlindungan bagi mafia.
Ia juga menghimbau Arya Sinulingga yang merupakan Staf Khusus Menteri BUMN untuk mengawasi kinerja Ahok.
"Ya kita awasi dia, karena tugasnya dia memberantas mafia. Jadi, mafia ini ada. Saya paham," tegasnya.
Baca : Bongkar Cara Main Mafia Migas, Said Didu: Mafia Bekerja di dalam Regulasi, Bukan Melawan Hukum!
Beri Tugas yang Berat untuk Ahok
Ia kemudian menambahkan, agar Arya Sinulingga tidak memberi tugas yang mudah kepada Ahok.
"Berat sekali Bang ini kalau kontroversinya kalau tugasnya gampang, yang berat dong kasihnya. Apa tugas Ahok?"
Lebih lanjut ia menerangkan adanya beberapa persoalan besar Pertamina yang selalu menjadi permasalahan hingga kini.
Adapun lima persoalan yang disebutkan Said Didu telah dirangkum Tribunnews, yakni :
1. Pertamina mempunyai hutang besar, sehingga cash flow terganggu, dan akhirnya membuat solar mulai agak langka.
2. Adanya mafia migas yang masih berkeliaran di dalam regulasi Pertamina.
3. Terdapat mafia investasi.
4. Penugasan pemerintah yang merugikan Pertamina.
5. Adanya sikap yang selalu impor migas.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)