"Pola kinerja ke depan dengan kecanggihan teknologi, tidak mengharuskan seseorang untuk duduk manis di kantor misalkan, kapan dia harus menjalin komunikasi kalau hanya duduk di kantor," jelas Ahmad.
Sementara itu, Mardani Ali Sera memandang gaji staf khusus tersebut relatif jika keuangan negara cukup.
"Kalau gaji buat saya relatif ya, kalau bisa besar kenapa kecil, selama keuangan negara mencukupi," kata Mardani.
Namun, ia menilai dari gaji tersebut, staf khusus bisa menghasilkan kinerja yang sesuai harapan.
"Intinya bukan berarti gajinya, tapi output-nya, output harus jelas ketika tupoksinya jelas," lanjutnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan nantinya Staf Khusus Presiden tersebut akan membantu Jokowi memberikan gagasan-gagasan inovatif untuk membangun Indonesia ke depannya.
Dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (21/11/2019), Jokowi memperkenalkan 7 Staf Khusus Presiden yang berkategori anak muda atau milenial kepada publik di Istana Merdeka.
"Sore hari ini saya mengenalkan Staf Khusus Presiden yang baru, yang tugas khususnya nanti adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi ingin tujuh staf khusus ini menemani dirinya dan memberikan gagasan-gagasan yang baru.
"Ketujuh anak muda ini akan menemani harian saya, mingguan, bulanan, dengan memberikan gagasan-gagasan segar yang inovatif," ujarnya.
Ia menginginkan gagasan yang belum ada sebelumnya, dengan tujuan untuk memajukan Indonesia.
"Sehingga kita bisa mencari cara-cara baru yang out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan negara kita," jelas Jokowi.
Dirinya berharap staf khusus dari kalangan milenial ini bisa menjadi jembatan dirinya dengan anak muda Indonesia.
Selain itu, Jokowi ingin mereka juga bisa menjadi penghubung dirinya dengan para santri dan anak-anak muda berprestasi asal Indonesia yang menetap di luar negeri.