TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo sempat mengeluh terjebak macet di Jakarta.
Bahkan Presiden Jokowi sebut dirinya sempat terhenti selama 30 menit saat akan datang ke acara Bank Indonesia beberapa waktu lalu.
Gubernur Anies pun langsung memberikan klarifikasi dan penjelasan.
Meski sudah diberi penjelasan, Pakar Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga menegaskan jika sindiran Jokowi adalah cambuk bagi Pemprov DKI Jakarta.
Nirwono Joga juga meminta Anies Baswedan untuk segera menyelesaikan masalah macet Ibu Kota Indonesia ini.
"Nah ini yang menurut saya seharusnya dilakukan kebijakan-kebijakan pak Anies ya untuk mengurai kemacetan lalu lintas dengan tegas," ujar Nirwono, dilansir dari kanal Youtube TVOneNews, Sabtu (30/11/2019).
Menurut Nirwono Joga keluhan itu agar menjadi dorongan semangat bagi Gubernur DKI Anies Baswedan untuk membenahi lalu lintas di ibu kota.
"Keluhan dari pak Presiden kepada Pemprov DKI sebagai cambuk, artinya harus mampu memberi semangat atau dorongan Pemprov DKI untuk lebih fokus dalam hal mengurai kemacetan lalu lintas," ujarnya.
Nirwono menilai Anies tidak fokus dalam mengatasi persoalan kemacetan dan transportasi di Jakarta.
Lanjutnya, persoalan kemacetan ini nantinya bisa dilihat masyarakat di RAPBD Jakarta 2020 .
"Menurut saya, masyarakat bisa melihat nanti di mana di RAPBD DKI Jakarta 2020 anggaran-anggaran yang akan digunakan tadi untuk pembangunan DKI Jakarta apakah benar-benar untuk mengurangi atau mengurai kemacetan lalu lintas atau tidak," ungkapnya.
Dalam hal itu, Nirwono juga menilai hingga saat ini belum ada kebijakan yang signifikan dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan soal mengurai kemacetan lalu lintas.
"Kalau mau lebih serius, banyak PR yang harus dikerjakan dengan waktu yang cukup sempit," terang Nirwono.Nirwono mengatakan ada tiga kebijakan yang bisa dilakukan oleh Anies Baswedan untuk mengurai kemacetan di Jakarta.
Pertama, mengintegrasikan seluruh transportasi massal yang ada baik fisik maupun sistem.